Tembak Mati Dua Raja Tega
Kerap Merampas Sepeda Motor dengan Aksi Sadis
SURABAYA – Aparat Satreskrim Polrestabes Surabaya menembak mati dua penjahat jalanan s ekaligus kemarin (26/9). Mereka adalah Rusli, 37, dan Muzemil, 25. Dua pelaku tersebut dikenal sadis ketika beraksi.
Berdasar catatan polisi, Rusli dan Muzemil merupakan pemain lama. Selama ini sepak terjang keduanya berlangsung di beberapa daerah di Surabaya seperti Pakal, Dukuh Pakis, dan Wiyung. Mereka juga beberapa kali terpantau melakukan perampasan di wilayah Sidoarjo. Selain itu, keduanya dikenal memiliki jam terbang tinggi dalam aksi pencurian sepeda motor
Ketika merampas, modusnya cukup keji. Jika melihat pengendara motor yang melenggang sendirian, Rusli dan Muzemil akan memepetnya. Mula-mula, pelaku meminta korban menyerah kan sepeda motor. Bila melawan, pelaku tidak segansegan menendangnya. Tidak sampai di situ, korban juga kerap dibacok. Berbekal senjata tajam. Mereka penjahat raja tega,’’ ucap Kapolrestabes Surabaya Kombespol M. Iqbal saat rilis di kamar jenazah RSUD dr Soetomo. Sepekan lalu polisi juga menembak mati M. Umar alias Husni. Dia merupkan pelaku solo pencurian sepeda motor.
Selama sebulan Unit Resmob Satreskrim Polrestabes Surabaya menyelidiki sepak terjang Rusli. Dia dikejar petugas karena ditetapkan sebagai buron dalam kasus kejahatan jalanan.
Pengejaran Rusli merupakan buntut dari tertangkapnya Nanang, salah satu anggota komplotannya. Nanang kini sudah meringkuk di sel. Pukul 05.00 kemarin polisi mendapat informasi bahwa pria yang tinggal di Simo Mulyo Baru itu melintas dengan menggunakan Honda Vario 125 bernopol L 5763 HF di Jalan Ahmad Yani.
Rusli tidak sendiri. Dia bersama Muzemil, rekannya asal Madura. Mereka melaju dari arah Sidoarjo hendak ke Madura. Kanitresmob Polrestabes Surabaya Iptu Bima Sakti bersama lima anggotanya langsung bergerak. Polisi pun menyanggong keduanya di berbagai jalur.
Tidak lama, Rusli dan Muzemil melintas di Jalan Dharmahusada. Polisi yang sudah mengantongi ciri-ciri dan motor curian pelaku bergegas mengejarnya. Sesampai di Jalan Karang Asem, petugas berhasil memepet dan menyuruh pelaku agar berhenti. Namun, mereka tidak begitu saja menurut.
Keduanya malah melawan. Rusli mengacungkan sebilah celurit besar dari balik jaketnya. Tidak mau kalah, Muzemil juga mengeluarkan pisau penghabisan. Senjata tajam tersebut diayunkan ke arah petugas. Merasa terancam, sesuai prosedur, kami lakukan tembakan peringatan,’’ lanjut Iqbal.
Tidak takut, dua pelaku itu masih nekat menyerang dengan membabi buta. Dinilai membahayakan nyawa polisi, korps seragam cokelat langsung melakukan tindakan tegas terukur. Menembak bagian vital kedua pelaku. Masing-masing peluru diarahkan ke dada dan menembus jantung hingga punggung. Mereka pun tersungkur.
Rusli tewas di tempat. Tidak disangka, Muzemil masih berdaya melawan. Untuk kali kedua, timah panas menghunjam dadanya. Seketika, dia menyusul temannya ke akhirat.
Dari tangan kedua pelaku, polisi menyita sebuah gembok rusak, dua kunci stainless steel, dan pelat nomor asli kendaraan curian itu, W 3777 DA. Juga, satu kunci T bongkar pasang serta lima mata kunci, dua kunci palang, dan dua alat pembuka gembok.
Bukan hanya itu, empat buat HP, satu bong, delapan pipet kaca, dan 10 plastik bekas sabusabu ikut diamankan. Dari bukti yang ada, dua pelaku lebih dulu mengonsumsi sabu-sabu sebelum melakukan kejahatan.
Iqbal mengapresiasi kerja keras anak buahnya. Bersama jajarannya, polisi kelahiran Palembang itu menegaskan tidak segan-segan menindak pelaku kejahatan. Jangan main-main di Surabaya,’’ paparnya.
Dia mengingatkan para anggota komplotan Rusli dan Muzemil yang masih berkeliaran agar menyerahkan diri. Sebab, saat ini anak buahnya terus melakukan pengejaran.
Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Leonard M. Sinambela menyatakan masih terus mengembangkan kasus tersebut. Berdasar informasi yang didapat sebelumnya dari Nanang, satu kelompok bandit curanmor yang diotaki Rusli terdiri atas empat orang.
Ketika beraksi kemarin dini hari, mereka ditengarai berboncengan tiga dengan menggunakan satu motor. Apesnya, Rusli yang sudah menjadi DPO bersama Muzemil mengendarai motor curian yang pelat nomornya sudah diganti. Sementara itu, satu pelaku yang masih buron lebih dulu pergi dengan menggunakan motor lainnya. Satu pelaku masih kami kejar. Ciri-cirinya sudah kami dapat,’’ papar alumnus Akademi Kepolisian 2000 tersebut.
Leonard menuturkan, hingga hari kedelapan operasi Sikat Semeru 2017, polsek-polsek juga bekerja keras mengungkap kasus curanmor. Tercatat 15 kasus 3C di Surabaya.
Berdasar pergerakan pelaku curanmor yang ada, mereka lebih suka menyasar ke permukiman penduduk. Namun, ada juga yang beraksi di jalan disertai tindak kekerasan.
Kasus curat, menurut dia, masih tinggi terjadi di metropolis. Mereka memiliki banyak modus operandi dan beragam. Para pelaku seolah tidak kehabisan akal saat melancarkan aksi kriminal. ’’Namun, kasus curas (pencurian dengan kekerasan) yang paling umum hanya jambret,’’ ungkapnya.
Meski begitu, Leo tidak membeda- bedakan tindak kejahatan. Semua sama, merugikan dan tentunya meresahkan masyarakat. Apalagi, pelaku yang membekali diri dengan sajam atau senjata api. Polisi tidak ragu menembak mati mereka. (han/c15/git)