Jawa Pos

Ajak Kampung Ubah Sampah Jadi Berkah

Kampung-kampung terus bersiap menyambut kompetisi Surabaya Green and Clean (SGC) pada Oktober mendatang. Kemarin 400 kampung dibekali ilmu khusus soal pembenahan lingkungan.

- GALIH ADI SAPUTRA

LEBIH dari 500 orang memenuhi lantai 2 Gedung Wanita, Surabaya. Mereka terdiri atas perwakilan tiap kampung dan fasilitato­r lingkungan (fasling) tingkat kelurahan hingga kecamatan. Workshop tersebut bertujuan memantapka­n kesiapan setiap kampung menuju kompetisi.

Acara hasil kerja sama Jawa Pos dan Pemkot Surabaya itu dimulai pukul 09.00. Ada dua pakar lingkungan yang jadi pengisi acara. Yang tampil pertama adalah Syahri, fasling Kelurahan Genteng, Kecamatan Genteng. Syahri adalah fasling di balik kesuksesan Kampung Genteng meraih berbagai trofi lingkungan. Kampung di Jalan Genteng Candirejo tersebut sudah belasan kali menyabet juara sejak 2008.

Paling anyar pada 2017, ada 5 gelar juara yang dibawa pulang. Empat di antaranya merupakan juara nasional. Pada 2016 Kampung Genteng berhasil menjadi best of the best kategori Jawara SGC. ’’Karena keseringan juara, tahun ini tidak boleh ikut,’’ kata Syahri.

Dia berbagi tip menuju kampung sukses. Menurut dia, kesuksesan bergantung pada’’nakhoda’’. Nakhoda itu bisa ketua RT atau siapa pun. Yang penting, bisa membawa warga ke arah yang baik.

Menurut dia, soal program yang diunggulka­n, setiap kampung tidak perlu muluk-muluk. ’’Tiap kampung harus pintar merencanak­an program sesuai dengan situasi dan kondisi,” katanya. Contohnya, Kampung Genteng yang memanfaatk­an sampah sebagai salah satu nilai tambah.

Sesi kedua diisi oleh Ketua Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Puntondo Acmad Basuki. PPLH merupakan sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang fokus pada pendidikan lingkungan. LSM itu berbasis di Makassar, Sulawesi Selatan.

Senada dengan Syahri, Basuki menyatakan bahwa sampah masih jadi momok bagi masyarakat. Ironisnya, kesadaran mengenai hal tersebut masih minim. ’’Apalagi, sampah masih dianggap tidak memiliki nilai ekonomi,” tuturnya.

Dia menjelaska­n, ada tiga hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi sampah. Yakni, reduce, reuse, dan recycle. Jika ketiganya dijalankan dengan cara yang pas, masalah sampah bisa diatasi. Caranya mudah. Langkah awal, memisah sampah sesuai jenisnya. Sampah nonorganik seperti plastik dan kaleng bisa dimanfaatk­an untuk produk baru atau dijual ke pengepul. Sampah organik paling mudah dibikin kompos, pakan ternak, dan pelet ikan. ’’Mulai sekarang, mari mengubah sampah menjadi berkah,’’ ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya Chalid Buhari menjelaska­n bahwa workshop tersebut diadakan untuk meningkatk­an kapasitas kampung masing-masing. Momen itu memberikan semangat dan dorongan untuk terus maju. ’’Biar kampung sebelah yang belum ikut, tahun depan mau ikut,’’ ujarnya. (*/c20/oni)

 ?? GHOFUUR EKA/ JAWA POS ?? YAKIN JUARA: Para peserta workshop SGC 2017 bersemanga­t mengikuti pembekalan di Gedung Wanita kemarin.
GHOFUUR EKA/ JAWA POS YAKIN JUARA: Para peserta workshop SGC 2017 bersemanga­t mengikuti pembekalan di Gedung Wanita kemarin.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia