Unjuk Kebolehan Seni Khas Daerah
Perhelatan FLS2N di Surabaya
SURABAYA – Babak penyisihan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) berlangsung sejak kemarin (26/9). Setiap provinsi mengirimkan wakil terbaiknya untuk unjuk gigi. Terutama dalam menampilkan kebolehan di bidang seni.
Setelah dibuka secara meriah di dua tempat sekaligus, Surabaya dan Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada Senin (25/9), FLS2N diikuti siswa dari semua jenjang. Lomba tingkat SD, SMP, dan PKLK (pendidikan khusus layanan khusus) dihelat di Surabaya. Adapun lomba tingkat SMA/SMK berlangsung di Kupang.
Untuk jenjang SD, ada empat jenis lomba yang dipertandingkan. Meliputi seni tari, menyanyi, pantomim, dan baca puisi. Setiap provinsi mengirimkan satu perwakilan pada masing-masing jenis lomba. Khusus tari, setiap perwakilan terdiri atas tiga anak. Lomba lainnya hanya diikuti satu peserta. Total ada 199 peserta dari 34 provinsi.
Seluruh peserta bersaing di babak penyisihan. Sebanyak 15 posisi terbaik melaju ke final. Suasana babak penyisihan diwarnai keseruan dan penampilan yang mengagumkan dari peserta. Maklum, setiap peserta merupakan juara terbaik dari provinsi masing-masing.
Pada lomba pantomim, setiap peserta tampil dengan keunikan masing-masing. Kostum daerah asal menambah kekhasan. Dalam durasi lima menit, mereka tampil untuk memukau dewan juri. Salah satunya, Septian Dwicahyo, seniman pantomim.
Peserta dari Jawa Tengah, Muhammad Lutfi, tampil luwes. Bocah 12 tahun itu menampilkan gerakan lari, memanjat, hingga bersepeda. Ekspresinya mengundang tawa.
Dengan dandanan rambut gimbal, Varelio Trian Febriano, wakil dari Bangka Belitung, tidak mau kalah. Varelio, tampaknya, menampilkan kisah tentang pelestarian alam. Untuk menyampaikan pesan itu, ada beragam gerakan yang dibuat bocah 10 tahun tersebut. Mulai gerakan ketakutan, terjatuh, hingga berlarian. Meski baru kali pertama menampil- kan pantomim, Varelio terlihat pede. ’’Tapi, seneng nggak degdegan,’’ kata siswa SD Leparpongo, Bangka Selatan, itu.
Septian selaku juri mengungkapkan bahwa poin penting dalam penilaian adalah keberhasilan peserta dalam menyampaikan pesan dari cerita. ’’ Teknis itu penting. Tapi, naluri anakanak dalam berekspresi yang lebih utama,’’ tegasnya.
Di lokasi lain, Rich Palace Hotel, berlangsung lomba di bidang seni lukis. Salah satu pesertanya adalah Zakia Alya Sarafina. Siswa kelas VI Sekolah Khusus Al Khairiyah (SDLB B), Banten, itu menikmati waktu-waktu melukisnya. Dia melukis dengan konsep anak yang tengah bermain di sungai.
Persiapannya untuk ke tingkat provinsi cukup panjang. Seminggu sekali ada guru melukis yang melatih Zakia. Di sekolah, kegiatan melukis termasuk dalam ekstrakuri- kuler. Teti Restiana, guru pendamping Zakia, menyebut FLS2N sangat bermanfaat bagi siswa. ’’Ini menjadi ajang atau tempat ekspresi mereka,’’ katanya.
Sementara itu, Direktur Pembinaan Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Wowon Widaryat mengatakan, FLS2N memang diharapkan menjadi ajang lahirnya potensi para siswa.
Selain diikuti siswa SD dan berkebutuhan khusus, FLS2N diikuti siswa SMP. Untuk jenjang SMP, pelaksanaannya berlangsung di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya. Para peserta FLS2N jenjang SMP mengikuti lomba menyanyi solo, menari, cipta dan baca puisi, gitar solo, serta musik tradisional. Setiap perwakilan provinsi menampilkan karya terbaiknya. Hari ini 15 peserta di setiap jenis lomba bertanding di babak final. (kik/puj/c15/nda)