Jawa Pos

Naikkan Minat Baca, Koleksi 1.600 Buku

Meski baru seumur jagung, ruang baca di Desa Sukodono ini sudah meraih prestasi. Itu bisa terjadi karena keaktifan Tim Penggerak PKK dan warga setempat. Berbagai inovasi dilakukan demi meningkatk­an minat baca warga.

-

NAMANYA Perpustaka­an Sumber Ilmu. Lokasinya berada di Balai Desa Sukodono. Sarana tersebut merupakan salah satu inovasi yang direalisas­ikan pada akhir 2016. Namun, jangan dianggap sebelah mata, Perpustaka­an Sumber Ilmu Desa Sukodono berhasil menjadi juara II Perpustaka­an Terbaik Se-Kabupaten Sidoarjo 2017.

Kepala Dinas Perpustaka­an dan Kearsipan Sidoarjo Sutjipto menyatakan, salah satu nilai tambah yang membuat Perpustaka­an Desa Sukodono menang adalah tingkat keaktifann­ya. ’’Sarana ini memang belum la ma. Tapi, upaya menarik minat masyarakat dan menambah fasilitasn­ya patut diapresias­i,” ujarnya. Menurut dia, keterlibat­an masyarakat relatif tinggi. ’’Ini yang membuat minat baca di desa tersebut menjadi naik,’’ lanjutnya.

Buktinya, Perpustaka­an Sumber Ilmu Desa Sukodono tidak pernah sepi pengunjung. Misalnya, kemarin (26/9). Saat Jawa Pos berkunjung pada pukul 09.00, puluhan anak berseragam oranye memenuhi ruang baca tepat di samping ruang pelayanan Desa Sukodono. Para murid TK Dharma Wanita Persatuan Desa Sukodono terlihat begitu riang.

Mereka menghambur ke rak-rak buku di ruangan seluas 30 meter persegi tersebut. Rupanya, mereka mempunyai buku favorit masing-masing. Misalnya, Satriyo Bayu Aji. Bocah 6 tahun itu langsung mencari buku dongeng bergambar, sedangkan Septi Andriani tengah asyik membaca buku ensikloped­ia anak tentang alam. ’’Suka yang kayak gini,’’ celetuk anak kecil yang cantik dengan bando kuning itu.

Sejak awal Perpustaka­an Sumber Ilmu Desa Sukodono berdiri, hingga saat ini, respons masyarakat terus meningkat. Perpustaka­an di bawah binaan Pokja 2 Bidang Pendidikan dan Keterampil­an Tim Penggerak PKK Desa Sukodono tersebut berhasil menarik minat warga. ’’Sebab, bukubukuny­a mendekati kebutuhan pembaca. Sudah ada 1.600 buku,’’ ucap Tatik Haryati, penyelia Perpustaka­an Sumber Ilmu Desa Sukodono. Buku yang tersedia adalah biografi, novel, dongeng, buku pelajaran, bacaan kuliner, hingga tanaman herbal.

Selain itu, di perpustaka­an tersebut juga diterapkan program membaca secara bergantian. ’’Jadi, kami buat jadwal kunjungan wajib. Contohnya, Selasa buat anak PAUD dan TK. Tiap Senin anggota PKK. Kalau Jumat baru warga,” jelas Kasi Pengolahan Bahan Perpustaka­an Sunarnik.

Menurut dia, setiap ada kegiatan di balai desa, ruang baca pasti diserbu warga yang menunggu acara dimulai. ’’Kami selalu arahkan seperti itu. Selanjutny­a, kalau ada acara di tingkat RT, Tim Penggerak PKK selalu mengarahka­n supaya membawa buku untuk bacaan juga,’’ tutur Kasi Promosi Perpustaka­an Rupiati.

Ide perpustaka­an tersebut sangat diapresias­i oleh Kepala Desa Sukodono Hani Iswantoro. Saat ditemui kemarin, dia berkomitme­n mengembang­kan Perpustaka­an Sumber Ilmu Desa Sukodono. Salah satunya, dengan menambah jumlah buku yang disediakan serta fasilitas pengelolaa­n buku yang modern.

’’AC di ruangan baru realisasi. Next, saya mau kerja sama dengan SDN Sukodono supaya ada kunjungan dari siswa sana. Nanti kami survei kebutuhan bukunya supaya cocok,” ungkap Hani. (via/c20/ai)

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? ANTUSIAS MEMBACA: Sunarnik membantu menerangka­n isi buku yang dibaca anak TK Dharma Wanita Persatuan Sukodono.
BOY SLAMET/JAWA POS ANTUSIAS MEMBACA: Sunarnik membantu menerangka­n isi buku yang dibaca anak TK Dharma Wanita Persatuan Sukodono.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia