Usaha Kerupuk Unggulan di Jabon
BAGI warga Kecamatan Jabon, mereka tidak perlu jauh-jauh membeli kerupuk tenggiri dari pembuatnya. Sebab, di Desa Keboguyang, ada pembuat kerupuk berbahan utama tepung tapioka dan ikan tenggiri tersebut. Bahkan, produsen kerupuk itu hanya satu-satunya di Kecamatan Jabon.
Usaha yang beroperasi sejak 2011 tersebut adalah milik Subagio di RT 3, RW 4, Dusun Trosobo. ”Di Jabon memang hanya di sini. Usaha yang sama ada di Desa Beji, Pasuruan,” ujar Subagio.
Dalam sehari, usaha kerupuk Subagio menghabiskan sekitar 25 kilogram ikan tenggiri. Biasanya, dia memproduksi dua hari sekali. ”Terlalu lama disimpan itu
bagus,” katanya. Menjelang Lebaran, pesanannya meningkat. Bisa 50 kg ikan tenggiri per hari. Pembuatannya pun dilakukan setiap hari. Itu saja sudah kewalahan saking banyaknya pesanan. ”Kalau hari-hari ini lumayan sepi karena musim kemarau,” ujar pria kelahiran Sidoarjo, 2 Maret 1960, tersebut. ”Kalau hujan, kan mulut penginnya ngemil terus,” kata suami Sutik Robiyah itu.
Pemesannya pun beragam. Ada yang berasal dari Sidoarjo, Surabaya, dan Malang. ”Yang luar Jawa ada, tapi dibawa langsung oleh orang sini sebagai oleh-oleh,” terangnya.
Instansi pemerintahan juga memesan kerupuk tenggiri ke tempat Subagio. Biasanya kerupuk tersebut dibawa ke luar daerah sebagai produk unggulan daerah. Selain itu, saat ada pameran di tingkat kecamatan maupun kabupaten, produk Subagio pun dipamerkan. Begitu juga ketika lelang bandeng Sidoarjo. ”Saat lelang bandeng itu, bawa berapa pun selalu habis,” jelas pria yang juga menjabat Kasun Trosobo tersebut.
Ternyata, usaha Subagio tidak hanya menarik perhatian pembeli. Sejumlah mahasiswa juga tertarik. Sudah banyak mahasiswa yang praktik kerja nyata di sana. ”Bahkan, ada mahasiswa yang membantu menjualkan kerupuk sampai Malang karena di sana dia punya kedai.” (uzi/c7/ai)