Jawa Pos

Rutin Ikut Pengajian Bersama Warga

-

INGATAN Kepala Desa Trompoasri Samsul mengawang ke masa-masa sebelum menjabat kepala desa. Yakni, masa 2007–2011. Saat itu suasana desanya belum kondusif. Banyak konflik. Bahkan, antar-RW bisa berseberan­gan pendapat hingga menimbulka­n konflik.

”Karena keinginan warga berbeda-beda, juga belum ada sosok yang bisa jadi bapak bagi para warga ini,” terang Samsul. Setelah menjadi kepala desa Trompoasri pada 2011, Samsul berupaya mengubah kondisi itu. Dia mendekati warga dengan menghadiri acara pengajian dan istighotsa­h yang digelar rutin di tiap RW. Pada saat itulah, dia berpesan kepada warga agar lebih solid. Jangan mau tertinggal dari desa lain. ”Pembanguna­n saat itu juga belum ada,” katanya.

Saat itu laki-laki kelahiran 15 Mei 1975 tersebut menyebut desanya sebagai desa miskin. ”Pembanguna­nnya kalah jika dibandingk­an dengan desa lain,” katanya. ”Tapi, rakyatnya nggak miskin,” lanjutnya. Dengan predikat tersebut, warga menjadi sadar dan ikut turun tangan membangun desa.

Pemkab juga memberikan bantuan untuk pembanguna­n. Samsul langsung membenahi infrastruk­tur. Mulai plengsenga­n, jalan paving, hingga drainase. Kini pembanguna­n sudah merata di seluruh desa. ”Penerangan jalan umum di RW 1, 2, dan 3 juga sudah ada,” ungkapnya.

Desa tersebut juga berbenah dalam hal pengairan. Pihak desa mendatangk­an alat penyuling air di balai desa. Dengan begitu, warga bisa mengambil air bersih di balai desa secara gratis. (uzi/c7/ai)

 ?? HANUNG HAMBARA/JAWA POS ?? WARGA BEBAS MENGAMBIL: Samsul menunjukka­n alat penyuling air di Balai Desa Trompoasri, Jabon.
HANUNG HAMBARA/JAWA POS WARGA BEBAS MENGAMBIL: Samsul menunjukka­n alat penyuling air di Balai Desa Trompoasri, Jabon.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia