Bohemian Style untuk Muslimah
BENTUK busana untuk muslimah terus berkembang. Panjang dan tertutup, tapi dengan aneka style. Seperti itulah yang terlihat dalam preview Moslem Fashion Festival (MFF) di Royal Plaza.
Kegiatan yang diselenggarakan pada 20–22 Oktober tersebut mengangkat tema Bohemian Style. Para desainer bebas mengeksplorasi tema itu. Tengok saja karya Wiwied Mayasari. Sebanyak 12 busana yang akan ditampilkan di MFF tersebut didominasi warna hitam dan putih. Menyesuaikan tema Ebony dan Ivory.
Ebony and Ivory merupakan judul lagu 1982-an. Lagu karya Paul McCartney itu terinspirasi perkataan Spike Milligan. Putih maupun hitam dapat disatukan menjadi harmoni yang indah. Ebony berarti hitam dan ivory adalah putih.
’’Seperti baju desain saya kali ini. Hitam dan putih jadi satu,’’ ujarnya.
Dua warna tersebut diambil Wiwied dari berbagai jenis bahan. Kombinasi kain yang dimaksud, antara lain, lurik Jogjakarta, batik Madura, dan tenun Bali.
Di antaranya, bordir, payet, kristal, dan swarovski. Sentuhan khas bohemian berupa tasel atau rumbairumbai ikut mewarnai. Pada busana yang dikenakan model Audya Ananta, Wiwied memasang aksesori rumbai- rumbai pada bagian depan gaun.
Selain Wiwied, desain Gita Orlin tak kalah menarik. Temanya Butchart Garden. Inspirasinya, sebuah nama taman di Kanada yang sangat indah saat malam dengan sorot lampu warna-warni. Pemandangan itulah yang diaplikasikan Gita dalam sepuluh busana karyanya. ’’ Tetap busana yang feminin, ciri khas saya,’’ ungkapnya.
Konsep feminin tersebut ditunjukkan dengan aplikasi hiasan pada busananya. Ada sentuhan motif bunga-bunga berwarna cerah. Selanjutnya, gaun pada kain busananya berwarna gelap menyerupai background.
Busana ready-to-wear itu memadukan warna hitam, tosca gelap, biru, dan merah marun. Bahannya, kain lace, tule, dan sifon. Long dress ala Gita tersebut sebagian dilengkapi outer.
Di sisi lain, Dwi Adi Kusuma mengolaborasikan tiga warna dalam rancangan bertema Free Spirit. Tiga warna dominan itu adalah merah, putih, dan cokelat muda.
Tiga warna tersebut, menurut dia, merupakan ungkapan jiwa yang bebas. Bebas, tapi tidak berantakan. (bri/c22/nda)