Rambut Rontok Bikin Galau
Hair Growth Therapy Pakai Darah PRP
SURABAYA – Rambut memang merupakan ’’alat vital’’ penunjang penampilan. Sedih rasanya kalau mahkota perempuan itu bermasalah. Salah satu problem terhadap rambut yang merisaukan adalah kerontokan.
Pipiet Robwell Hidayat, misalnya. Perempuan dengan berjibun aktivitas itu pantas galau. Dia mesti bertemu dengan banyak klien. Tentu, penampilan selalu diperhatikan. Termasuk kesehatan rambut. ’’Rambut saya panjang, akar nggak kuat, jadi sering rontok,’’ ujarnya. Terlebih bagian rambut di sisi atas kepala.
Upayanya maksimal. Selain rajin mencuci rambut, Pipiet melakukan perawatan rambut. Misalnya yang terlihat kemarin (26/9) di sebuah klinik di kawasan Surabaya Barat.
Perawatan yang sesuai dengan masalah yang dialami adalah hair growth therapy (HGT). Pada treatment itu, kerontokan rambut diatasi dengan menggunakan darah tubuh sendiri. Bagian yang dimaksud adalah platelet rich plasma (PRP). ’’Memilih bagian darah dengan kandungan platelet atau trombosit yang tinggi,’’ ungkap dr Ellen Sidowati SpKK.
Trombosit darah mengandung faktor pertumbuhan dan sitokin. Ia berperan penting dalam regenerasi jaringan baru. Termasuk pada rambut.
Ellen menjelaskan, proses tersebut terbilang aman karena menggunakan darah dari tubuh sendiri. Karena itu, dia sering menganjurkan pasiennya agar tidak merokok selama melakukan perawatan. Pengonsumsi minuman beralkohol atau sedang mengonsumsi obat-obatan dianjurkan berkonsultasi terlebih dulu. Sebab, bahan-bahan itu berpengaruh terhadap kualitas darah.
Perawatan tersebut membutuhkan waktu sekitar satu jam. Terapi darah itu dimulai dengan mengambil darah dari pembuluh darah di lengan. ’’Sekitar 10 cc,’’ ujar alumnus Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia itu.
Setelah itu, darah dimasukkan ke tabung steril. Ditunggu sekitar 30 menit. Cara tersebut dilakukan untuk mendapatkan bagian PRP yang memiliki faktor penumbuh rambut. Selama menunggu, Ellen memberikan krim anestesi pada kulit kepala yang akan disuntik untuk mengurangi rasa sakit. Setelah itu, barulah bagian PRP diinjeksikan terhadap rambut yang rontok.
Pascaterapi, Ellen menyarankan Pipiet agar tidak mencuci rambut selama enam jam ke depan. Untuk menyempurnakan hasilnya, terapi dapat diulang sekali setiap bulan. Hasil maksimal dapat dilihat setelah 4–6 kali. ’’Itu tergantung kondisi rambut pasien,’’ kata dokter asli Surabaya yang berpraktik di Skin A Dermatology & Aesthetic Clinic tersebut.
Dia menerangkan, terapi itu dapat dilakukan untuk segala usia. Untuk usia 25–40 tahun, terapi dianjurkan 3–6 bulan sekali. Untuk kelompok usia 40–50 tahun, terapi dilakukan setiap 2–3 bulan. ’’Ini bukan terapi untuk orang botak yang sudah tidak punya rambut. Tapi, orang yang memiliki masalah kerontokan,’’ tegasnya. (bri/c19/nda)