Jawa Pos

Anak, Istri, dan Ibu Tewas Dilalap Api

Lima Belas Santri Selamat dari Maut

-

LAMONGAN – Kebakaran hebat melanda rumah Fauzan, saudagar yang tinggal di Dusun Jetak, Desa/Kecamatan Paciran, kemarin pagi (14/10). Tiga korban tewas dalam kebakaran yang terjadi pukul 04.15 setelah salat Subuh.

Sementara itu, 15 santri yang ikut mengaji di rumahnya selamat dari maut. Fauzan sebagai pegawai Puskesmas Paciran sangat terpukul dengan peristiwa tragis yang menimpanya. Tiga korban tewas tersebut tak lain adalah keluargany­a. Yakni, Kholaimi, 49, istrinya; Rossy Fauziah, 20, anaknya; dan Sukirah, 70, ibu kandungnya. Mereka ditemukan tak bernyawa di dalam kamar Sukirah di lantai atas.

Api berasal dari gudang yang dengan cepat membesar karena terdapat barangbara­ng toko yang dijual. Kebakaran juga meludeskan mobil di gudang, yakni Yaris dan Agya. Juga, dua motor Vario 125 dan Honda CB 125.

Yuli, salah seorang saksi mata, menyatakan, saat kebakaran melihat Kholaimi turun dari tangga bersama Rossy Fauziah. ”Saya melihat ibu Kholaimi sudah sampai bawah. Namun kembali lagi karena ibunya (Sukirah) masih di kamar lantai 2 sebelah utara. Melihat itu, Rossy naik ke atas tangga dan berniat menolong ibunya,’’ kata perempuan yang juga pembantu korban tersebut.

Di sisi lain, Fauzan, saat melihat istri dan anaknya sudah keluar rumah, berupaya menyelamat­kan barang berharga. Misalnya, dua mobil Pajero Sport. Sedangkan warga membantu menyelamat­kan mobil pikap.

Fauzan selanjutny­a mencari istri dan anaknya karena mengetahui mereka kembali ke lantai atas. Dari situ, Fauzan teringat ibu kandungnya yang masih di dalam kamar karena sakit dan tidak bisa berjalan.

Namun, Fauzan tidak bisa naik ke lantai atas. Sebab, si jago merah sudah membesar. Saat warga mengevakua­si ke lantai atas, tiga korban sudah tak bernyawa di dalam kamar Sukirah. Kholaimi dan Sukirah tewas dengan saling berakutan.

”Semua korban saat masa hidupnya sangat baik. Banyak menolong warga yang tak mampu. Juga ramah kepada semua orang, baik yang kenal maupun tak dikenal,’’ ujar Yuli sambil mengusap air mata.

Menurut dia, setiap hari sesudah salat Subuh, Kholaimi mengajar mengaji anakanak warga setempat. Biasanya, sebelum salat Subuh, Yuli sudah sampai di rumah korban. Namun, saat kebakaran kemarin, saat malam dia sudah pamit datang terlambat karena memiliki banyak cucian di rumah. Yuli bergegas ke rumah majikannya setelah mendengar kebakaran.

”Masih melakukan penyelidik­an terkait kebakaran yang sangat besar tersebut. Kami menunggu hasil pemeriksaa­n Labfor Inafis Polres Lamongan yang sudah membawa barang bukti seperti barang dari gudang,’’ kata Kapolres Lamongan AKBP Juda Nusa Putra.

Kapolres belum bisa menyimpulk­an dugaan kebakaran tersebut. Ada dugaan penyebab kebakaran dari korsleting mobil di dalam gudang. Atau korsleting dari kulkas di sekitar gudang tersebut. ”Mohon sabar menunggu, pastinya kalau sudah menemukan apa penyebab kebakaran, akan saya sampaikan secepatnya,’’ ujarnya sambil memastikan kerugian kebakaran sekitar Rp 800 juta.

Joni Eko Irawan, salah seorang keponakan korban, menyatakan bahwa tiga hari sebelum kejadian, korban berencana liburan bersama semua keluarga ke Lombok. Dia diminta mencarikan tiket pesawat serta penginapan. ”Liburan ke Lombok pada 16 Oktober (besok). Tinggal satu hari saja sudah berangkat,’’ ungkapnya. (mal/rij/c21/end)

 ??  ??
 ??  ?? JAWA POS RADAR LAMONGAN EVAKUASI: Warga berusaha menurunkan korban dari jendela samping rumah.
JAWA POS RADAR LAMONGAN EVAKUASI: Warga berusaha menurunkan korban dari jendela samping rumah.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia