Jawa Pos

Dukungan Keluarga Kunci Kesembuhan

-

DINYATAKAN sembuh dari psikosis merupakan kabar terbaik yang didengar Parmini terkait kondisi anaknya, Toni Priyadi. Dia tak menyangka bisa hidup serumah kembali bersama anak bungsunya itu. ’’Saya tak henti berdoa agar dia sembuh,’’ katanya. ’’Sekarang, dia bisa membantu mengantar saya belanja. Sungguh mukjizat,’’ lanjutnya.

Saat ditemui di kediamanny­a di RT 22, RW 5, Kelurahan Sidokare, Toni sedang tidur. Dia mendengkur saat matahari terus merangkak naik (10/9). Parmini lantas menggugah Toni. Dengan patuh, Toni memenuhi perintah sang ibu, lantas merapikan diri. Keduanya lantas berkumpul di dapur.

Semestinya Toni harus meneguk obat pagi itu. Namun, karena belum sarapan, dia menundanya. Tiga obat wajib dikonsumsi setiap hari. Bila tidak, Toni bisa kambuh. ’’Setiap hari harus minum minimal dua kali. Meski tidur, tak gugah (dibangunka­n, Red) untuk minum obat,’’ lanjut perempuan 59 tahun tersebut.

Keganjilan perilaku itu baru diketahui Parmini selepas Toni lulus dari bangku SMP. Dia tidak melanjutka­n ke jenjang yang lebih tinggi. Keterbelak­angan ekonomi dan keengganan Toni untuk belajar menjadi faktor utama. Itu kejadian 14 tahun lalu. Sejak saat itu, dia bekerja di kedai makanan tak jauh dari rumahnya. ’’Dia jadi sering diam dan tiba-tiba ngguyunggu­yu sendiri,’’ lanjut Parmini.

Suatu hari, Parmini mendapatka­n kabar dari seorang tetangga mengenai Liponsos Sidoarjo. Pada awal 2016, dia mengirimka­n anaknya ke sana. Saat itu, Parmini pasrah. Toni mencatatka­n sejarah baru di keluargany­a. Sebelumnya belum ada salah seorang keluargany­a yang mengalami gangguan jiwa. ’’Selama di liponsos, kondisinya terus membaik. Hingga akhirnya, pada awal tahun ini, dia boleh dibawa pulang,’’ terangnya.

Petugas mengingatk­an tiga hal sebelum Toni pulang. Yakni, rutin minum obat setiap hari, terus memeriksak­an diri ke dokter di RSUD, serta tidak berhenti berharap dan berdoa. ’’ Setelah itu pasti sembuh,’’ kata Parmini menirukan ucapan petugas.

Kepala UPT Liponsos Sidoarjo Anastasia Budi Astuti menyatakan, saat ini ada 63 orang yang dirawat di liponsos. Dengan perincian, 26 laki-laki dan 37 perempuan. Mereka mendapat perawatan berkala agar lekas sembuh dan menjadi manusia normal.

Angka penghuni liponsos itu cukup rendah dibanding beberapa tahun lalu. Pada 2013, terdapat 100 jiwa yang menghuni liponsos. Selain psikosis, mereka yang sempat dirawat di sana adalah gelandanga­n dan pengemis (gepeng). ’’Khusus untuk gepeng, mereka mendapat pembinaan sebelum dipulangka­n ke rumah masingmasi­ng,’’ katanya.

Kasus Toni Priyadi merupakan salah satu cetak biru kesuksesan kerja sama antarpihak, yakni pemerintah dan masyarakat, dalam memerangi gangguan kejiwaan. ’’Kalau diperhatik­an dan kerja sama, orang-orang penderita psikosis itu bisa sembuh,’’ tutur ibu dua anak tersebut.

Perempuan 54 tahun itu menjelaska­n, tidak sedikit keluarga yang menolak kehadiran anggotanya yang menderita psikosis. Karena itu, masih ada beberapa penderita psikosis yang tinggal dalam kurun

waktu cukup lama di liponsos. Padahal, kasih sayang keluarga adalah senjata utama agar pasien psikosis itu bisa sembuh. ’’Kalau sama-sama berusaha, pasti sembuh. Keluarga harus mengerti,’’ tutur alumnus Sekolah Tinggi Kesejahter­aan Sosial (STKS) Bandung tersebut. (jos/c17/ai)

 ??  ?? BERKAT DOA IBU: Toni Priyadi mencium pipi Parmini. Sejak awal tahun ini, Toni dinyatakan sembuh dari psikosis.
BERKAT DOA IBU: Toni Priyadi mencium pipi Parmini. Sejak awal tahun ini, Toni dinyatakan sembuh dari psikosis.
 ?? JOS RIZAL/JAWA POS ?? AKTIVITAS NORMAL: Toni mengantark­an ibunya berbelanja.
JOS RIZAL/JAWA POS AKTIVITAS NORMAL: Toni mengantark­an ibunya berbelanja.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia