Selain Indah, Harus Unik
’’ MATA saya normal. Saya pakai kacamata yang kacanya ditutup satu itu biar titis (gambarnya),’’ kalimat tersebut terlontar dari Toto Sunu. Sembari membuat pola, dia duduk di antara pengunjung yang mengerubutinya.
Penampilan pria asal Purwokerto tersebut memang mengundang perhatian. Dia melukis dengan menggunakan kacamata hitam berlensa satu. Itu pun dicat sehingga tidak akan bisa dibuat melihat. Adapun lensa kirinya bolong.
Bak membidik sasaran tembak. Perumpamaan tersebut diterapkan Toto Sunu ketika dirinya melukis. Toto, sapaannya, adalah salah seorang pelukis tiga dimensi. Dia melukis di atas akrilik berlapis tiga. Jadi, akan terlihat bagian background (latar belakang), middleground (tengah), dan foreground (depan) dalam satu pigura.
Lukisan dibuat secara bertahap dari bagian paling belakang lebih dulu. Toto melukis dengan menggunakan cat minyak. Pola lebih dulu dibuat dengan spidol merah. ’’Buat gambar belakang harus dilebihkan. Supaya jika diintip nggak bolong,’’ jelasnya saat ditemui di Pasar Seni Lukis Indonesia, JX International Convention Exhibition.
Lukisan lainnya datang dari pelukis Surabaya Daniel De Quelyu. Pria berdarah Bangka tersebut bereksplorasi dengan lukisan yang menampakkan pola seperti kain perca. Objek yang digambar adalah ayam. ’’Saya ingin cari inovasi yang berbeda dan unik. Karena pasar sekarang tak hanya melihat keindahan. Tapi, orang-orang juga mencari keunikan dan konsep yang berbeda,’’ tuturnya.
Toto Sunu dan Daniel De Quelyu merupakan dua di antara 193 pelukis yang turut serta pada 10 Tahun Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) 2017. Acara yang dihelat hingga 22 Oktober itu menghadirkan pelukis dari berbagai wilayah di Indonesia. (esa/c15/jan)