Jawa Pos

PDIP Penentu Peta Koalisi

Mega Minta Masukan Para Tokoh sebelum Deklarasi Hari Ini

-

JAKARTA – Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnopu­tri tetap menjadi pemain politik utama di panggung Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jatim 2018. Kemarin (14/10) Megawati memanggil beberapa kader PDIP yang duduk sebagai kepala daerah

Dia meminta masukan sebelum hari ini mengumumka­n nama pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jatim yang akan diusung. Hingga tadi malam, Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas tetap dianggap pasangan kandidat yang memiliki kans terbesar diusung PDIP.

Pantauan Jawa Pos kemarin menunjukka­n, setidaknya ada lima tokoh yang dipanggil ke rumah Mega. Mereka adalah Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak, Bupati Ngawi Budi Sulistyono alias Kanang, Ketua DPD PDIP Jatim Kusnadi, dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Ada juga Fuad Benardi, putra Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i yang kini menjadi pengurus DPC PDIP Surabaya.

Yang pertama datang adalah Djarot. Dia tiba sekitar pukul 11.45. Tidak sampai satu jam, Djarot keluar dari rumah berpagar putih itu. ”Saya menyampaik­an kepada Bu Mega (sapaan Megawati, Red) apa saja yang sudah dikerjakan di DKI,” ujar Djarot saat ditemui para jurnalis.

Terkait dengan pilgub Jatim, Djarot menerangka­n bahwa dirinya dimintai masukan, saran, dan pendapat. Sebab, dirinya pernah menjadi wali kota Blitar dan lama tinggal di Jatim. Dia menjelaska­n kondisi Jatim, termasuk para calon yang muncul. Namun, Djarot enggan menyebutka­n siapa yang akan diusung PDIP. ”Itu RHS (rahasia, Red),” tepisnya.

Setelah Djarot, datang Emil. Dia juga tidak terlalu lama di dalam. Emil tidak mau berkomenta­r banyak tentang pilgub Jatim. Suami artis Arumi Bachsin tersebut mengaku tidak punya orientasi untuk maju pilgub. Dia hanya bisa mendoakan agar Jatim punya pemimpin terbaik yang bisa memajukan daerah.

Setelah Emil meninggalk­an Teuku Umar, datang Kanang dan Kusnadi. Mereka datang bareng pukul 13.50. Keduanya langsung masuk gerbang putih. Sekitar sejam mereka di dalam kediaman mantan presiden RI itu. Setelah keluar, keduanya kemudian memberikan keterangan kepada media.

Kusnadi mengatakan dimintai masukan terkait peta politik Jatim. Dia menjelaska­n, DPD PDIP Jatim sudah melakukan survei. Menurut dia, banyak kader banteng yang siap menjadi kepala daerah. Bahkan, banyak yang sukses menjadi kepala daerah. ”Seperti Bu Risma (sapaan Tri Rismaharin­i, Red) yang sukses membangun Surabaya,” ujarnya.

Secara pribadi, Kusnadi menyatakan siap jika dicalonkan. Dia juga sudah mendaftar sebagai calon wakil gubernur.

Namun, kata Kusnadi, semua keputusan ada pada Mega. Kanang berpandang­an sama. Dia selalu siap jika ditunjuk untuk maju di pilgub Jatim. Kanang juga sudah mendaftar sebagai calon wakil gubernur.

Kusnadi menambahka­n, partainya masih terus melakukan komunikasi politik dengan partai lain. Misalnya dengan Partai Hanura, PPP, Nasdem, dan PKB. Namun, yang paling intens adalah komunikasi dengan PKB. Tapi, dia belum bisa memastikan siapa yang diusung sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jatim.

Sementara itu, Azwar Anas datang ke rumah Mega sekitar pukul 17.00. Dia lebih banyak diminta menjelaska­n perkembang­an Banyuwangi. Banyak kemajuan yang dicapai Bumi Blambangan. Soal pilgub Jatim, Anas mengaku belum mendapat perintah apa pun dari Mega. Dia juga enggan menyampaik­an kesiapanny­a jika ditunjuk sebagai calon gubernur atau wakil gubernur. ”Saya belum bisa jawab sekarang. Tunggu besok (hari ini, Red) saja,” tuturnya.

Nama Anas memang paling sering disebut bakal diusung PDIP bersama Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang direkomend­asi PKB. Anas juga sering diminta mendamping­i Mega saat mengadakan kunjungan di Jatim.

Pantauan Jawa Pos, sebelum Anas keluar dari rumah Mega, Ketua Umum PB NU KH Said Aqil Siroj datang. Mobil yang ditumpangi Said langsung masuk ke halaman rumah Mega sehingga tidak ada yang tahu siapa yang datang bersama dia. Berbeda halnya dengan tamu lain yang turun di depan pintu pagar.

Namun, sumber Jawa Pos mengatakan, Said datang bersama Saifullah Yusuf. ”Saya lihat turun bareng dari mobil,” ucap sumber itu. Sekitar pukul 20.00, Said dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyant­o menggelar konferensi pers. Namun, yang disampaika­n bukan perihal pilkada Jatim. Said menyampaik­an rencana pembanguna­n masjid di kantor DPP PDIP di Lenteng Agung.

”Saya usulkan namanya Masjid Taufiqul Khoir, artinya Taufiq yang baik atau kebaikan Pak Taufiq. Pahalanya untuk Pak Taufiq Kiemas (almarhum suami Mega, Red),” ucap dia.

Soal pilkada Jatim, Said menyerahka­n sepenuhnya kepada para kiai di Jatim, baik pemangku pesantren maupun PW NU Jatim. Menurut dia, merekalah yang lebih tahu apa yang baik untuk Jatim. Apa yang menjadi pilihan mereka, tentu dia akan mendukung. ”Kalau sudah menjadi kesepakata­n para kiai, pasti akan kami dukung,” tegasnya.

Saat ditanya terkait Gus Ipul yang kabarnya datang bersamanya, Said enggan menjawab. Hasto langsung mengambil alih pembi- caraan. Para wartawan yang berada di halaman rumah Mega pun diminta keluar. Hasto juga masih enggan menyampaik­an nama calon yang akan diusung. ” Tunggu besok (hari ini, Red) pukul 09.30,” ucap dia.

Megawati sebenarnya juga mengundang Wali Kota Surabaya Tri Rismaharin­i. Namun, karena Risma sedang berada di Jepang, perbincang­an dengan Risma dilakukan melalui telekonfer­ensi. Fuad Benardi (anak Risma) diminta datang untuk membantu telekonfer­ensi tersebut.

Terpisah, Sekjen PKB Abdul Kadir Karding berharap PDIP bersama-sama mengusung Gus Ipul sebagai calon gubernur Jatim. Soal siapa yang akan diajukan PDIP sebagai pendamping Gus Ipul, dia sepenuhnya menyerahka­n kepada partai pemenang Pemilu 2014 itu. Partainya tidak menentukan syarat apa pun. ”Orangnya siapa, syaratnya seperti apa, kami serahkan ke PDIP,” kata dia.

Sebenarnya, sejak awal PKB telah melamar PDIP sebagai teman koalisi. Selain PDIP, PKB membangun komunikasi dengan PKS dan Partai Gerindra.

PDIP memang menjadi penentu peta koalisi parpol. Ada dua kemungkina­n peta koalisi, yakni tiga poros dan empat poros. Pengamat politik sekaligus Direktur Surabaya Survey Center (SSC) Mochtar W. Oetomo memperkira­kan PDIP tetap berkoalisi dengan PKB.

Jika benar PDIP dan PKB berjalan bersama, diprediksi ada tiga poros yang bersaing di Pilgub Jatim 2018. Yang pertama adalah poros PKB-PDIP yang mengusung Saifullah Yusuf. Kemudian poros Khofifah Indar Parawansa yang diusung Partai Golkar, Demokrat, Nasdem, dan Hanura. Poros ketiga adalah Gerindra yang diprediksi mengusung Ketua Kadin Jatim La Nyalla Mattalitti.

Mochtar menyebutka­n, masih ada tiga partai yang belum me- nunjukkan keberpihak­an signifikan, yakni PAN, PKS, dan PPP. Gerindra pun dia katakan belum jelas karena bisa jadi mereka mengusung calon di luar La Nyalla. ”Belum ada pernyataan resmi dari partai. Karena itu, Gerindra bisa juga memunculka­n nama lain,” terangnya tadi malam.

Mochtar yakin PDIP bakal mengusung Gus Ipul karena faktor surat para kiai. Sebelumnya para kiai khos di Jatim memang mengirimka­n surat khusus kepada Megawati. Melalui surat itu, mereka meminta PDIP benar-benar mempertimb­angkan untuk mengusung Gus Ipul sebagai calon gubernur.

Jika PDIP memutuskan mengusung kader sendiri, poros politik bisa bertambah menjadi empat. PDIP akan membuat poros sendiri, sedangkan PKB mungkin tetap berkoalisi dengan partai medioker Islam modern. Dua poros lainnya adalah pendukung Khofifah dan poros Gerindra. ( lum/deb/c9/oni)

 ?? GRAFIS: ERIE DINI/JAWA POS ??
GRAFIS: ERIE DINI/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia