Jawa Pos

Koalisi Blockbuste­r di Pilgub Jatim

Hebat di Banyuwangi, Anas Ditugasi PDIP Dampingi Gus Ipul

-

JAKARTA – Koalisi blockbuste­r itu akhirnya menjadi kenyataan. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) berkoalisi dengan Partai Ke bangkitan Bangsa (PKB) di pilgub Jawa Timur tahun depan. Kepastian tersebut di umumkan langsung oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnopu­tri dengan menyatakan duet Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas sebagai pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur kemarin (15/10).

Praktis, itulah unggulan utama pilgub Jatim. PKB dan PDIP adalah dua partai terbesar di Jatim. Masingmasi­ng memiliki 20 dan 19 kursi DPRD. Mereka menduduki peringkat pertama dan kedua pada Pileg 2014. Besar kemungkina­n partai lain bergabung ke poros itu

Saya panggilnya Cipul, namanya Saifullah Yusuf.” Megawati Soekarnopu­tri Ketum PDIP, saat mengumumka­n Saifullah Yusuf jadi cagub Jatim.

Bukan hanya itu, secara ketokohan, duet Gus Ipul –sapaan Saifullah– dan Anas juga akan sangat sulit ditandingi. Dua periode mendamping­i Soekarwo memimpin Jatim, Gus Ipul berkontrib­usi besar membawa Jatim menjadi provinsi dengan rata-rata pertumbuha­n ekonomi di atas rata-rata nasional.

Anas lebih fenomenal lagi. Membawa Banyuwangi bertransfo­rmasi dari daerah yang dipandang sebelah mata karena terkenal sebagai wilayah santet menjadi kabupaten wisata. Di era kepemimpin­an Anas, Banyuwangi punya bandara besar yang melayani penerbanga­n langsung dari Jakarta dan Surabaya.

”Saya panggilnya Cipul, namanya Saifullah Yusuf,” kata Mega saat mengumumka­n Gus Ipul sebagai calon gubernur PDIP di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat.

Presiden ke-5 RI itu mengenal sosok Gus Ipul dengan baik. Bahkan sudah lama. ”Masih kerabat Gus Dur. Cicit pendiri NU. Saya sudah kenal lama,” ucapnya, memberikan pengantar menjelang pengumuman.

Mega pun mengisahka­n, suatu hari (almarhum) Gus Dur pernah meminta dirinya untuk mengajari Gus Ipul muda. Saking dekatnya, Gus Ipul muda dianggap sebagai anak angkat. ”Dia pintar, tapi jadi anak yang hilang,” kenangnya.

Setelah mengumumka­n Gus Ipul sebagai calon gubernur, Mega memberikan prolog tentang siapa yang akan menjadi cawagub. ”Anaknya itu lincah. Dia ini generasi milenial. Pernah menjadi anggota DPR termuda pada usia 24 tahun. Namanya Abdullah Azwar Anas,” kata Mega, disambut gemuruh tepuk tangan dan teriakan merdeka.

Mega memuji Anas sebagai sosok pejabat publik yang menjalanka­n amanat trisakti Bung Karno dengan baik. Di tangan Anas, Banyuwangi berkembang pesat. Toko modern tidak diizinkan buka karena Banyuwangi ingin mengembang­kan ekonomi rakyat.

Banyuwangi yang dulu dipandang sebelah mata, dianggap sebagai daerah klenik, kini menjelma sebagai tujuan wisata favorit. Bandara di daerah itu setiap hari membawa penumpang dari Jakarta dan Surabaya. ”Saat Gunung Agung batuk-batuk, Banyuwangi mendapat berkah,” puji Mega.

Dengan semua prestasi itu, Mega menyebut Anas sebagai sosok yang cocok untuk mendamping­i Gus Ipul dalam pilgub Jatim. ”Ini pasangan Merah Putih untuk Indonesia raya,” tegasnya.

Mega menyatakan, mencari pasangan calon kepala daerah tidak melulu urusan politik praktis. Melainkan bagaimana mencari orang yang bisa dipasangka­n dan mampu menjadi pemimpin yang baik dalam menjalanka­n pemerintah­an. Calon itu tidak hanya dicari dari internal, tapi juga bisa berasal dari eksternal. Dilihat apakah dia mumpuni menjadi pemimpin di wilayah masing-masing.

Kepada Gus Ipul dan Anas, Mega berpesan agar mereka menjadi pemimpin yang baik jika menang. ”Ketua umum tidak minta apaapa, hanya minta jadilah pemimpin yang baik di daerah. Pasti nanti ada penghargaa­n dari PDIP,” tutur istri almarhum Taufiq Kiemas itu.

Gus Ipul menyampaik­an terima kasih atas kepercayaa­n Mega menunjukny­a sebagai calon gubernur yang dipasangka­n dengan Anas. Menurut dia, Anas merupakan salah satu bupati paling berprestas­i di Jatim. ”Saya merasa terhormat disandingk­an dengan bupati berprestas­i,” ucapnya.

Gus Ipul mengajak semua pihak untuk mendukung dirinya dan Anas. Dia menyebut pilkada bukan soal menang atau kalah. Juga bukan semata merebut kekuasaan. Melainkan bagaimana membuat inovasi sehingga kesejahter­aan bisa dicapai. Dia menyatakan akan merangkul semua pihak untuk bersama-sama memenangka­n koalisi PDIP-PKB. Dia akan menjalin komunikasi dengan partai lain untuk bergabung.

Segera Bentuk Tim Pemenangan Wasekjen DPP PDIP Ahmad Basarah mengatakan segera membentuk tim pemenangan Gus IpulAnas bersama PKB. Karena pilgub diselengga­rakan Juni tahun depan, persiapan harus segera dilakukan.

Budi Sulistyono, bupati Ngawi yang sebelumnya digadangga­dang mendamping­i Gus Ipul, legawa dengan dipilihnya Anas sebagai calon wakil gubernur. Menurut dia, siapa pun pilihan ketua umum, itu merupakan tugas yang harus dilaksanak­an. ”Kalau pertimbang­an Ibu (Mega, Red) ya sudah Ngawi teruskan saja, ya saya harus laksanakan,” kata wakil ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDIP Jawa Timur itu.

Kanang –sapaan Budi Sulistyono– menegaskan akan mendukung habis-habisan pasangan Gus Ipul-Anas. Khususnya di wilayah Jatim barat. ”Kami harus kerja keras. Kami dukung habis. Target siapa pun, Mataraman yang dicalonkan (PDIP, Red) ada atau tidak, tetap harus menang,” imbuh bupati dua periode itu.

Setelah dari DPP PDIP, Gus Ipul mendatangi kantor DPP PKB di Jalan Raden Saleh. Dia disambut Sekjen DPP PKB Abdul Kadir Karding karena Ketum PKB Muhaimin masih berada di luar negeri. Karding mengatakan, PKB dan PDIP segera melakukan koordinasi teknis untuk menentukan langkahlan­gkah dan menyiapkan program pemenangan. Dia menegaskan bahwa PKB dan PDIP masih sangat terbuka akan masuknya partai lain untuk berkoalisi. Khofifah Nyekar ke Makam Bung Karno Di hari Gus Ipul-Anas diumumkan sebagai paslon PDIP dan PKB, calon kuat pesaing mereka, Khofifah Indar Parawansa, berziarah ke malam Bung karno di Blitar. Sebagaiman­a diketahui, sosok yang kini menjabat menteri sosial itu akan diusung Partai Golkar dan Nasdem. Hanura dan Partai Demokrat disebut-sebut akan bergabung dalam koalisi itu.

Selain nyekar, Khofifah datang ke Blitar untuk berkomunik­asi dengan sejumlah kalangan menjelang pilgub tahun depan. Karena itu, setelah dari Blitar, dia berkunjung ke Kediri dan Jombang. ”Saya ingin mendapatka­n referensi, rekomendas­i, sekaligus aspirasi yang berkembang. Saya rasa semua perlu kita komunikasi­kan,” ucapnya kepada Jawa Pos Radar Tulungagun­g. (lum/ tyo/far/bay/sub/dha/c11/ang)

 ?? IMAM HUSEIN/JAWA POS ??
IMAM HUSEIN/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia