Gerindra 90 Persen Usung La Nyalla
PEMILIHAN Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2018 bisa jadi bakal memunculkan tiga poros koalisi. Sebab, Partai Gerakan In- donesia Raya (Gerindra) tidak akan mendukung pasangan Saifullah Yusuf-Abdullah Azwar Anas maupun Khofifah Indar Parawansa.
Penegasan tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono kemarin (15/10)
Dia menyatakan, partainya memiliki 13 kursi di DPRD Jatim. Dengan kursi sebanyak itu, partainya memiliki posisi tawar untuk mencalonkan figur lain. ”Yang pasti, Gerindra tidak akan mengusung Gus Ipul (sapaan Saifullah Yusuf, Red)-Anas. Gerindra juga tidak mengusung Khofifah,” tegasnya.
Arief menjelaskan, jika ikut mendukung Gus Ipul-Anas, Gerindra berstatus ikut-ikutan saja. Jika hanya ikut-ikutan, proses konsolidasi partai tidak berjalan. Alasan berbeda disampaikan Arief jika partainya mengusung Khofifah. ”Kalau Khofifah kan capnya loyalis Jokowi. Tentu itu akan berpengaruh pada kampanye Pilpres 2019 untuk Pak Prabowo (Subianto, ketua umum Partai Gerindra, Red),” sebutnya.
Menurut Arief, Gerindra menginginkan calon sendiri. Gerindra ingin membuka peluang adanya tiga pasang calon dalam Pilgub Jatim 2018. Arief lantas menyebut sosok Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim La Nyalla Mattalitti sebagai calon gubernur alternatif. ”Kalau saya ya pilih La Nyalla dengan Emil Dardak (bupati Trenggalek, Red) sebagai wakilnya. Kami yakin menang,” kata dia.
Menurut Arief, peluang untuk mencalonkan La Nyalla saat ini sudah bisa dibilang 90 persen. Namun, hal itu juga bergantung komunikasi pihaknya dengan partai lain. ”Pak Prabowo sudah mengizinkan untuk pasang gambar beliau (La Nyalla). Tapi, Gerindra kan tidak bisa (mengusung calon, Red) sendiri,” jelasnya.
Beberapa partai, tambah Arief, siap diajak berkomunikasi agar bisa mengusung La Nyalla sebagai calon gubernur. Menurut dia, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Bulan Bintang (PBB) masih membuka pintu koalisi dengan calon-calon yang ada. Tiga partai itu diyakini Arief masih membuka peluang untuk ikut mengusung La Nyalla.
”Kenapa kami berani dorong Pak La Nyalla? Meski bukan asli Jatim, beliau kan besar di Surabaya. Masyarakat Jatim juga cerdas dalam perhelatan demokrasi. Pak La Nyalla juga diterima NU,” terangnya.
Terkait dengan sosok Emil yang diidamkan menjadi cawagub, Arief menyebutkan bahwa putra mantan Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak tersebut dekat dengan Gerindra. Menurut Arief, Gerindra adalah salah satu partai yang merekomendasikan agar Emil maju di pilkada Trenggalek. ” Kan dulu dia mau nyalon di Depok, kami minta di Trenggalek saja,” ungkapnya.
Pada bagian lain, PKS masih enggan memberikan tanggapan soal pilkada Jatim. Saat ditanya apakah akan bergabung ke Gus Ipul-Anas, kubu Khofifah, atau membuat poros baru bersama Gerindra, Ketua Bidang Humas DPP PKS Mardani Ali Sera belum mau buka suara. ”PKS lebih dekat dengan Gus Ipul,” jawabnya singkat.
PAN juga belum menentukan sikap. Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PAN Viva Yoga Mauladi mengatakan, pihaknya masih membahas siapa calon yang akan diusung partainya. Bakal dipetakan apakah mendukung Gus IpulAnas atau Khofifah. ”Dalam waktu dekat akan diumumkan secara resmi,” ucap anggota DPR itu.
Sikap yang sama disampaikan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). Ketua DPP Partai Hanura Dossy Iskandar menjelaskan, DPP sudah menugasi DPD Hanura Jatim untuk melakukan survei dan menyerap aspirasi dari bawah. Mungkin akhir bulan ini partainya mengumumkan nama calon yang akan diusung. ”Nanti DPP yang akan memutuskan,” kata anggota Komisi III DPR tersebut kepada Jawa Pos.
Partai Demokrat juga belum secara resmi menetapkan nama calon yang diusung. Ketua Divisi Komunikasi Publik DPP Partai Demokrat Imelda Sari menerangkan, 10 Oktober lalu DPD Demokrat Jatim telah menyampaikan paparan kepada DPP. Ada beberapa calon, baik dari internal maupun eksternal. Salah satunya Khofifah. ”Tidak lama lagi akan diumumkan,” ujarnya. (lum/bay/c9/oni)