Jawa Pos

Delegasi RI Lobi Senat Rusia untuk Rohingya

-

JAKARTA – Wakil Ketua DPR Fadli Zon memimpin delegasi DPR RI untuk menghadiri sidang forum parlemen dunia (Inter-Parliament­ary Union) di Saint Petersburg, Rusia. Dalam forum yang berlangsun­g mulai 14 Oktober hingga 18 Oktober itu, Fadli berhasil membuat kesepakata­n bilateral dengan Wakil Ketua Senat Federasi Rusia Umakhanov. Isi kesepakata­n itu adalah dukungan sejumlah proposal resolusi 137th IPU Assembly.

Dalam 137th IPU Assembly, delegasi DPR RI memasukkan proposal emergency item terkait dengan krisis Rohingya sebagai agenda pembahasan dalam sidang ke-137 IPU. Fadli menyebutka­n bahwa Indonesia telah meyakinkan Rusia untuk turut memberikan dukungan terhadap proposal emergency item.

”Delegasi Rusia bersepakat untuk menjadikan krisis Rohingya sebagai agenda pembahasan dalam sidang ke-137 IPU,” kata Fadli dalam keterangan tertulis kemarin (15/10).

Dalam pertemuan tersebut, Fadli juga menyinggun­g isu Papua Barat yang belakangan ini aktif dikampanye­kan beberapa negara terkait hak asasi manusia. Politikus Gerindra itu menegaskan kepada delegasi Rusia bahwa Papua merupakan bagian integral Indonesia. ”Kami meluruskan sejumlah tuduhan yang direkayasa atas adanya isu pelanggara­n HAM,” kata ketua Tim Pemantau Otonomi Khusus DPR itu.

Dalam kesempatan tersebut, Umakhanov memastikan bahwa negaranya mendukung Indonesia sepenuhnya. Umakhanov juga memberikan apresiasi kepada delegasi parlemen Indonesia yang telah hadir dalam IPU di Saint Petersburg. ”Sebagai negara sahabat dan salah satu negara demokrasi terbesar di dunia, kehadiran delegasi parlemen Indonesia pasti memberikan kontribusi yang konstrukti­f dalam pertemuan IPU,” ujarnya.

Umakhanov mengatakan, hampir seluruh masukan delegasi parlemen Indonesia terhadap proposal resolusi yang diajukan Rusia dalam Komite Demokrasi dan HAM telah diterima. Umakhanov juga memuji kemajuan demokrasi di Indonesia yang berdasar Pancasila menjadi pembelajar­an penting bagi wacana demokrasi di dunia. ”Bahwa praktik demokrasi tidak dapat disamakan di setiap negara. Demokrasi memiliki akar sejarah, tradisi, dan latar belakang yang berbeda di tiap-tiap negara,” tuturnya.

Dia menambahka­n, hubungan IndonesiaR­usia sudah lama terjalin di berbagai bidang. Mulai ekonomi, politik, budaya, hingga pariwisata. Saat ini neraca perdaganga­n Indonesia-Rusia masih surplus untuk Indonesia. (bay/c7/fat)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia