Siapkan Sistem Khusus Reseller dan Dropshipper
Tingginya persaingan mengantar Andika Eka Puta Wijaya masuk ke e-commerce platform. Memulai bisnis secara offline, kini dia mampu menjual lebih dari 60 ribu baju.
KALI pertama diperkenalkan pada bisnis online oleh seorang teman yang berjualan parfum, Andika langsung ikut mencoba. Dia melanjutkan bisnis online dengan memanfaatkan media sosial Facebook dan Blackberry Messenger.
Namun, saat itu dia belum berani mendesain baju sendiri. Andika hanya menjadi reseller. Situasinya berubah pada 2014 saat penjualan online di Surabaya terpuruk akibat persaingan dari Jakarta. ”Saat itu pedagang online di Tanah Abang menjual produk eceran dengan harga grosir,” ungkapnya.
Tingginya persaingan akhirnya membuat Andika memutuskan untuk mendesain baju sendiri. Dia membuat potongan pola, kemudian digarap penjahit. Baju-baju rancangannya tersebut lalu dikemas dalam merek Bos Baju.
Bukan tanpa alasan Andika memilih nama tersebut. Menurut dia, selama ini para pembeli online terbiasa mencari kata pusat atau sentra di kolom pencarian. Karena itu, Andika me- milih kata bos yang identik dengan pusat atau sentra. ”Selama ini belum ada yang memakai kata bos. Saya juga sengaja membuat nama yang sederhana dan Indonesia banget agar mudah dicari,” tuturnya. Dia memulai e-commerce platform pada Maret 2016.
Peran e-commerce platform bagi bisnis Bos Baju sangat signifikan. Sebanyak 95 persen penjualannya melalui e-commerce platform. Andika mengungkapkan, penjualan Bos Baju bukan hanya untuk end user, tetapi juga reseller. Meski demikian, sampai saat ini, 80 persen penjualan masih berasal dari end user. ”Kami kan masih distributor tangan pertama, jadi sering kalah bersaing dalam hal harga,” jelasnya.
Kini Andika semakin serius menggarap bisnisnya dengan membuat website sendiri di www.bajubos.com. Sistem website tersebut sama dengan e-commerce platform pada umumnya, namun diperuntukkan khusus reseller dan dropshipper.
( puspa devita/c21/fal)