Presiden OCA Datang, Kans Medali Tambah
JAKARTA – Peluang Indonesia menambah nomor event andalan pada Asian Games (AG) 2018 terbuka lebar. Itu terjadi setelah Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memimpin Inasgoc bertemu dengan Presiden OCA (Olympic Council of Asia) Sheikh Ahmed Al Fahad Al Sabah di Jakarta kemarin (15/10). Hasilnya, 462 nomor event yang ditetapkan sebelumnya bisa digeser atau diubah untuk kepentingan tuan rumah.
’’Nomor event bisa fleksibel, menggeser nomor yang tidak populer di Indonesia,’’ ujar Sheikh Ahmed kepada awak media. Pria asal Kuwait tersebut mengatakan, pergeseran nomor event itu tetap mengacu pada nomor yang akan dipertandingkan pada Olimpiade 2020 Tokyo, Jepang.
Keinginan tersebut sejalan dengan harapan pemerintah agar OCA bisa mengakomodasi nomor andalan Indonesia. Imbasnya, Indonesia punya kesempatan besar untuk mendulang medali di AG 2018.
Sebelumnya, Menpora Imam Nahrawi juga berkirim surat terkait dengan 11 usulan nomor event dari panahan, taekwondo, dan sport climbing. ’’Diputuskan, nomor event bisa diatur kembali. Yang mana yang terbaik untuk semuanya,’’ timpal JK.
Secara teknis, berikutnya Kemenpora berkomunikasi dengan pengurus besar (PB) cabor-cabor untuk mendapatkan update terbaru potensi atlet Indonesia. Keuntungan tambahan, tidak ada tenggat yang diberikan OCA mengenai usulan baru tersebut.
Pada pertemuan itu juga disepakati adanya amandemen host city contract (HCC). Salah satu yang paling krusial terkait dengan penentuan sponsorship. Pada HCC sebelumnya, Indonesia dibatasi dalam mendekati sponsor. Selain itu, pencairan dana dari sponsor harus dilakukan setelah opening ceremony AG pada 19 Agustus 2018.
Nasib Satlak Tunggu Keputusan
Presiden Sementara itu, terkait dengan nasib Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), JK menuturkan bahwa pemerintah ingin mengurangi birokrasi dalam pembinaan atlet. Selain itu, tujuan utamanya adalah mendongkrak prestasi Indonesia.
’’Soal Satlak Prima, yang penting kita ingin tingkatkan (prestasi). Kita ingin kurangi kompleksitas organisasi itu saja gunanya,’’ ujar JK setelah menyaksikan penandatanganan amandemen host city contract-deed of adherence antara pemerintah Indonesia, Inasgoc, dan OCA kemarin (15/10).
Sebelumnya beredar draf Perpres tentang Penyelenggaraan Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional. Johan Budi S.P., juru bicara presiden, memastikan bahwa draf perpres tersebut sudah berada di Kementerian Sekretariat Negara.
Sementara itu, Menpora Imam Nahrawi memastikan bahwa dirinya sudah memberikan paraf di draf perpres untuk pembubaran Satlak Prima. Tapi, dia enggan mengungkapkan secara detail isi perpres tersebut.
’’Dalam waktu dekat ini, tunggu saja keputusan dari Bapak Presiden. Baru nanti kita sampaikan secara terbuka poin-poinnya,’’ kata dia. (nap/jun/c19/ady)