Menang berkat Strategi yang Tepat
SURABAYA – Dalam balapan, kemenangan menjadi hak peserta yang paling cepat. Tetapi, pada petualangan kuliner ala Honda BR-V Culinary Race 2017, peserta juga butuh strategi yang tepat dan perut yang kuat untuk bisa menang.
Acara yang merupakan bagian dari rangkaian BRI Jawa Pos Culinary Awards 2017 itu berlangsung kemarin pagi (15/10)
Sebanyak 36 tim peserta yang menunggangi Honda BR-V berangkat dari Gedung Graha Pena, Jl A. Yani, Surabaya, pada pukul 09.30.
Peserta babak pertama Honda BR-V Culinary Race 2017 tak hanya berasal dari Surabaya, tapi juga Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Mojokerto, Tuban, dan Malang. ’’ Tahun ini jumlah pesertanya meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu. Jangkauan lokasinya pun lebih luas,’’ ujar Senior Business Manager PT Jawa Pos Koran Khoiron Fadil.
Seperti tahun lalu, tantangan bagi para peserta sangat seru. Tim peserta yang terdiri atas maksimal empat orang wajib menemukan lima pit stop, lalu menyelesaikan tantangan. Pit stop yang harus dikunjungi adalah Amboja Bistro, D’Natural Healthy Store & Resto, Black Canyon Coffee di Tunjungan Plaza, Warunk Upnormal, serta Rumah Makan Mie Aceh Kayu Manis.
Tentu saja, tak mudah menemukan lima pit stop tersebut. Selain kecepatan berpikir, dibutuhkan kejelian dalam memecahkan tekateki petunjuk lokasi plus pembagian tugas dalam tim agar waktu yang terbatas bisa dimanfaatkan semaksimal-maksimalnya. Ada yang berperan sebagai driver, bagian dokumentasi, dan dua orang sisanya bertugas mengeksekusi tantangan.
Mereka juga harus jeli mengatur strategi bujet. Bekal kartu BRIZZI senilai Rp 150 ribu dari Bank BRI harus cukup untuk bertransaksi di seluruh pit stop. Kekompakan tim, kesabaran, dan kreativitas peserta juga ikut diuji.
Agar petualangan kuliner kali ini makin seru, tantangan-tantangan yang lebih fresh disiapkan panitia Honda BR-V Culinary Race 2017. Di antaranya, membuat latte art, menghabiskan mi superpedas, serta menebak bahan baku makanan dan paduan bumbu untuk enam jenis makanan.
Keseruan tantangan dalam Honda BR-V Culinary Race 2017 diacungi jempol Drian Panah Asmara dari Tim Tahu Tek. Meski sudah mengantisipasi tantangan menghabiskan menu pedas, dia tetap kewalahan ketika harus melahap mi aceh dengan tingkat kepedasan maksimal. ’’Tidak hanya pedas, tapi juga panas. Mulut rasanya seperti terbakar,’’ ujarnya.
Berbagai tantangan yang unik tersebut tak mengurangi antusiasme peserta. Bahkan, ada beberapa tim yang bisa menyelesaikan race lebih cepat daripada deadline yang ditetapkan panitia, yaitu pukul 17.00. Sekitar pukul 13.00, beberapa tim sudah finis. Salah satunya adalah Tim Heri yang tiba di Gedung Graha Pena pada pukul 13.15. Tim yang beranggota Heri Djahyo Laksono, Asih Gunarti, Rafli Fahreza, dan Nabila Audina itu sukses menjadi yang tercepat dalam menyelesaikan tantangan. Semua tantangan di lima pit stop mereka taklukkan dalam waktu 6 menit 1 detik. Di belakang mereka, ada Tim Ibaf dan Tim Mantap Soul.
’’Kuncinya adalah ketenangan di setiap tantangan. Nggak boleh grogi. Kalau grogi, bisa kacau saat menghadapi tantangan. Selain itu, pembagian tugas penting dalam kompetisi ini,’’ kata Heri Djahyo Laksono, ketua Tim Heri.
Di antara 36 tim yang ikut, hanya 25 tim terbaik yang boleh melaju ke babak semifinal. Babak kedua Honda BR-V Culinary Race 2017 akan diselenggarakan pada Minggu (22/10). Total, 50 tim berlaga di semifinal pada 28 Oktober mendatang. Hanya 25 tim yang mendapatkan tiket untuk babak final race pada 4 November dan memperebutkan hadiah senilai puluhan juta rupiah. (zul/nad/c14/ran)