Belajar Padamkan Api, Bonus Mandi Busa
SURABAYA – Musibah kebakaran bisa menimpa siapa saja. Sebagai bekal pengetahuan, siswa SD Muhammadiyah 6 berguru langsung kepada petugas pemadam kebakaran (PMK). Kemarin (15/10) sebanyak 234 siswa belajar menangani kebakaran di lapangan PT Pertamina Jagir.
Para pelajar mengikuti kegiatan tengah semester (KTS) itu dengan antusias. Sejak pukul 08.30, mereka duduk anteng sambil mendengarkan penjelasan petugas. Terutama tentang penyebab kebakaran. Termasuk cara menangani si jago merah tersebut.
Sebagai praktik, para petugas mengadakan simulasi pemadaman. Para siswa langsung bertepuk tangan saat melihat api menjilat-jilat di dalam tong. Apalagi ketika PMK mempraktikkan teknik memadamkan api dengan karung basah. Spontan para siswa kelas I-III SD itu berseru, ”Woooooow.”
Meskipun para siswa antusias ingin mencoba, PMK tidak mengizinkan. ” Terlalu bahaya, yaaa,” ujar Roebi Sulesmono, PMK senior PT Pertamina. Anak-anak belum boleh dilibatkan dalam pemadaman api. Meski demikian, edukasi tersebut bermanfaat bagi anak agar tidak takut dan panik saat terjadi kebakaran.
Karena itu, Roebi menggantinya dengan kesempatan mencoba slang pemadam api. Empat anak dengan kostum PMK mendapat kesempatan itu.
Roebi menjelaskan bahwa penyemprotan air hanya dilakukan untuk mendinginkan lokasi di sekitar titik api. Para siswa tidak bisa menyemprotkan air langsung pada titik api. ”Apinya akan makin besar kalau disiram air,” katanya. Apalagi jika sumber apinya berasal dari minyak atau gas. Karena itu, Roebi mengenalkan penyemprot busa. ”Apinya disemprot pakai foam ini,” imbuhnya.
Namanya juga anak-anak, simulasi semprotan busa justru menjadi ajang bermain. Area lapangan berubah menjadi kolam busa. Mereka berlarian sambil menikmati busa yang memenuhi badan. Sebagai aksi puncak, penyemprot utama dari mobil PMK dinyalakan. Derasnya semprotan langsung menciptakan hujan buatan. Anakanak semakin riang.
Kepala SD Muhammadiyah 6 Munahar mengatakan, edukasi tersebut merupakan upaya refreshing setelah penilaian tengah semester. Tak ingin para murid sekadar senang-senang, Munahar mengajak mereka belajar hal baru. Salah satunya tentang penanganan kebakaran. (kik/roh/c7/nda)