Kampus Perkuat Capaian Publikasi Internasional
SURABAYA – Publikasi internasional di kalangan perguruan tinggi terus ditingkatkan. Tak hanya secara kualitas, tapi juga kuantitas. Tak terkecuali di kalangan perguruan tinggi swasta (PTS) di Kopertis Wilayah VII Jawa Timur.
Sekretaris Kopertis Wilayah VII Jawa Timur Prof Ali Maksum menyatakan, target publikasi internasional sebanyak 117 publikasi. Saat ini, jumlahnya sudah melebihi target. Yakni, mencapai 205 publikasi.
Dari jumlah tersebut, jelas dia, sebagian besar merupakan publikasi di bidang science and technology. Ke depan, target publikasi internasional terus ditambah. Salah satu caranya melalui regulasi. ”Kewajiban publikasi internasional bagi dosen yang mengajukan jabatan fungsional,” katanya.
Capaian riset itu diungkapkan Wakil Rektor I Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya Aziz Alimul Hidayat. Target 40 publikasi internasional per tahun sudah terlampaui saat ini. ”Sudah accepted meski belum semua published,” ujarnya.
Aziz mengungkapkan, UM gencar mendorong riset. Hal tersebut dibarengi dengan publikasi. Karena itu, para mahasiswa dan dosen didorong untuk produktif berkarya.
Bahkan, Aziz menyebut dana internal Rp 15 juta untuk riset para dosen terus dikucurkan. Jumlah itu diutamakan untuk para dosen muda. Saat ini, menurut Aziz, ada 213 dosen muda yang didorong terus menghasilkan riset.
Selain itu, Aziz mendorong mahasiswa turut aktif melakukan publikasi. Apalagi, pada 2018, peraturan tentang kewajiban publikasi resmi diberlakukan.
Sementara itu, Wakil Rektor I Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Syamsul Huda mengatakan, mengacu ketentuan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), mahasiswa pascasarjana bisa melakukan publikasi pada jurnal terakreditasi ataupun tidak terakreditasi.
Khusus S-3 harus publikasi internasional. Bentuknya bisa melalui jurnal, bisa juga melalui kegiatan konferensi internasional. ”Konferensi internasional masing-masing perguruan tinggi bisa mengadakan, tapi juga terindeks,” ungkapnya.
Mahasiswa S-1 umumnya menghasilkan skripsi. Hasil karyanya dimasukkan perpustakaan digital internal UINSA. Begitu pula karyakarya mahasiswa jenjang lain. ”Bisa disitasi (jadi rujukan dalam karya, Red) oleh lembaga lain,” katanya. (puj/kik/c17/nda)