Bangga Mengenakan Kain Nusantara
SURABAYA – Kekayaan Indonesia bisa dirasakan dalam perayaan HUT Ke-2 Komunitas Cinta Berkain Indonesia (KCBI) Surabaya. Pesta di Ballroom Eighty 9, Ciputra World Surabaya (CWS), Sabtu malam (14/10) itu mewajibkan dress code kebaya bagi undangan perempuan dan kemeja batik untuk tamu pria.
Kebanggaan akan keragaman kain Nusantara dilengkapi oleh lima desainer anggota KCBI yang unjuk karya. Masingmasing mendesain enam busana. Tiap desainer menggunakan kain tradisional dari beberapa daerah di Indonesia sebagai bahan utama. Mereka adalah Elok Ra Napio, Dwi Adi Kusuma, Putu Sulistiani, Melia Wijaya, dan Wira.
Panggung fashion dibuat berbeda. Ada penampilan penari-penari sesuai dengan tema yang diusung tiap desainer. Background panggung disulap dengan menayangkan suasana daerah di Indonesia. Antara lain, Lombok (Nusa Tenggara Barat), Bali, Jawa Tengah, dan Padang (Sumatera Barat). Ada pula tambahan lagulagu tradisional yang memeriahkan puncak acara malam itu.
Melia Wijaya, misalnya. Desainer asli Surabaya tersebut mengadopsi budaya Bali dalam desainnya.
Ada enam busana yang ditampilkan Melia. Sebagian besar menggunakan kain tradisional Bali. Melia bahkan keluar dari kiblat seperti biasanya. Sebab, desainer 40 tahun itu sering menggunakan warna-warna pastel pada desainnya. ”Saya kali ini ingin menampilkan yang berbeda,” paparnya.
Sementara itu, Elok menampilkan kain tradisional Padang, Sumatera Barat. Antara lain, kain tenun pandai sikek, kain songket silungkang, dan tenun kubang. Tiga macam kain tersebut dikolaborasikan Elok dalam tiap desain busananya bertajuk De Mousse. Warna-warnanya, antara lain, merah, hijau, hitam, dan cokelat. (bri/c7/nda)