Berkelamin Ganda, Santi Punya Bayi
SLAWI – Santi, 25, bungah luar biasa. Raut wajah warga Desa Sokasari, Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal, itu terlihat ceria saat berbaring di ruang persalinan RSUD dr Soeselo Slawi. Sesekali, dia meringis menahan perutnya yang masih sakit.
”Bayinya cowok. Berat 3 kilogram. Alhamdulillah, bayinya normal dan sehat,” tutur Santi saat ditemui di RSUD dr Soeselo kemarin (3/11). Saat itu, dia hendak pulang ke rumah. Saat ditemui, Santi didampingi sang suami, Tarsono, 35.
Santi bukan seperti perempuan kebanyakan. Dia memiliki kelamin ganda. Kendati demikian, Santi bisa melahirkan pada Senin malam (30/10). ”Saya belum memberikan nama untuk anak saya,” katanya.
Tarsono yang berada di samping Santi merasa bersyukur bisa mempunyai anak. Dia sempat deg-degan lantaran perempuan yang dinikahinya pada 2015 itu harus menjalani operasi Caesar. ”Saya tidak tahu mengapa harus dioperasi. Yang penting, istri dan anak saya selamat,” kata Tarsono yang mempersunting Santi begitu pujaan hatinya itu memilih menjadi perempuan lewat operasi kelamin.
Dokter Zufrial Arief SpOG yang mena- ngani persalinan Santi di RSUD dr Soeselo Slawi menyatakan, proses kelahiran berjalan normal. ”Tidak ada keistimewaan, cuma operasi Caesar. Operasi ini dilakukan karena pembukaannya terlalu panjang, lama, jadi gak bisa macu,” ujarnya.
Jika dilihat dari fisik, lanjut Zufrial, Santi menyerupai laki-laki. Namun, jika melihat dari kromosom, Santi berjenis kelamin perempuan. ”Secara fisik, dia laki-laki. Tapi, secara kromosom, dia perempuan. Santi berkromosom XX, kalau kromosom laki-laki XY,” ungkapnya.
Kendati payudaranya kecil dan nyaris tidak ada, menurut Zufrial, Santi dipastikan perempuan. Dia menyebutkan, di alat kelamin perempuannya, terdapat klitoris yang tumbuh besar seperti laki-laki. Tapi, itu sudah dipotong di RSUP Kariadi Semarang sebelum Santi menikah.
Salah satu kakak Santi, Nurjanah, menuturkan bahwa sejak kecil adiknya mempunyai kelainan pada kelamin. Di antara tujuh bersaudara, hanya Santi –anak kelima– yang memiliki kelamin ganda. Sedangkan kakak dan adiknya tumbuh normal.
”Dari lahir sudah begitu. Lakinya ada, perempuannya juga ada. Dua-duanya sama-sama besar,” ujarnya.
Layaknya perempuan, anak pasangan Dasori, 72, dan Poniah, 67, itu sejak usia 16 tahun mengalami menstruasi setiap bulan hingga saat ini. Meski begitu, Santi masih bingung dengan suaranya yang seperti laki-laki, agak berat. Dia baru bisa memeriksakan dirinya ke dokter pada usia 23 tahun karena terbentur biaya.
Saat itu, menurut hasil pemeriksaan dokter, Santi dinyatakan mengalami kelamin ganda. Untuk menentukan apakah lakilaki atau perempuan, dia harus diperiksakan ke RSUP Karyadi Semarang. Santi akhirnya melakukan operasi pada 2012. Hingga saat ini, dia masih kontrol sebulan sekali untuk mendapatkan obat penekan hormon testosteron. (yer/c21/ami)