Inginkan Jaminan Tertulis Bupati Sampang
SURABAYA – Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Jawa Timur mengambil sikap tegas soal kekerasan kepada seorang dokter di RSUD Sampang. Dokter berinisial S tersebut diduga mendapatkan tindak kekerasan berupa penjambakkan oleh salah seorang keluarga pasien yang juga merupakan seorang tokoh masyarakat.
”Korban dan pelaku sebenarnya sudah dipertemukan Bupati Sampang (Fadhilah Budiono, Red). Tetapi, kami menganggap masih ada yang kurang pas dari hasil pertemuan tersebut,” ujar Ketua IDI Jatim dr Poernomo Boedi S. SpPD KGEH dalam konferensi pers di kantor IDI Surabaya kemarin (3/10).
Kasus tersebut bermula ketika dokter S yang sedang internship di UGD RSUD Sampang menangani salah seorang pasien pada 22 Oktober silam. Pasien datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah.
Sesuai dengan prosedur untuk menegakkan diagnosis, pasien terlebih dulu diberikan beberapa pertanyaan terkait dengan riwayat penyakitnya. Hal itu dilakukan demi menghindari terjadinya salah diagnosis sehingga penanganan tidak sesuai.
Kejadian itu dianggap memiliki unsur pidana sehingga perlu dilakukan penegakan hukum. Mereka juga menginginkan ada upaya nyata yang menjamin dokter bisa melaksanakan tugas profesinya secara kondusif.
Khususnya di Kabupaten Sampang dalam bentuk jaminan tertulis dari bupati. Termasuk adanya regulasi perlindungan hukum bagi dokter saat melaksanakan tugas.
”Kami berharap tidak ada lagi kekerasan seperti ini. Sebab, sejatinya semua dokter itu merasa senang ketika melihat pasiennya bisa sembuh,” tegasnya. (dwi/c25/diq)