Kondisi Air Jernih, Pembangunan dengan Kerja Bakti
Wisata alam di Trenggalek terus bermunculan. Salah satunya wisata alam Banyu Nget di Desa Dukuh, Kecamatan Watulimo.
SINAR matahari begitu menyengat kulit ketika Jawa Pos Radar Trenggalek berkunjung ke wilayah Desa Dukuh, Kecamatan Watulimo, Kamis lalu (2/11). Untuk bisa mencapai kawasan wisata tersebut, pengendara (baik roda dua maupun roda empat) harus melewati jalan sedikit menanjak dengan aspal rusak. Karena itu, mereka dituntut berhati-hati.
Namun, begitu tiba di lokasi, ketegangan ketika melintasi jalan ke wisata Banyu Nget terbayar. Dari kejauhan tampak pemandangan tanaman yang indah dan pepohonan yang rindang. Kesejukan langsung terasa. ”Ketika di dalam mobil, suasana panas sekali. Tetapi, setelah keluar dan menghirup udaranya, rasanya segar,” ungkap Nurhayati, salah seorang pengunjung kawasan wisata tersebut.
Bersamaan dengan itu, Nurhayati langsung menjelaskan kesan pertama ketika mengunjungi tempat wisata tersebut. Menurut dia, jalan yang sedikit rusak tidak menjadi masalah. Semua relatif bisa dijangkau. Selain itu, perjalanan kaki dari tempat parkir ke lokasi wisata tidak begitu sulit. Sebab, kendati jalannya menanjak dan melewati jembatan bambu, waktu yang dibutuhkan hanya sekitar sepuluh menit. ”Terasa damai setelah sampai ke lokasi wisata. Apalagi ketika bermain air yang masih alami,” ujarnya.
Air yang mengalir di air terjun tersebut memang langsung berasal dari sumber di pegunungan. Sehingga aman jika tidak sengaja diminum ketika berenang karena belum terkontaminasi pencemaran. Selain itu, kondisi air sangat jernih dan pasti membuat siapa saja takjub saat melihatnya. ”Bagi saya, air terjun ini yang paling indah di antara tempat lainnya. Tidak rugi jauh-jauh datang ke sini,” ucap perempuan asal Kota Kediri tersebut.
Triadi ( wisatawan lain) me nambahkan, sensasi yang paling menyenangkan saat berkunjung ke lokasi tersebut adalah mandi di Air Terjun Urang Kambu. Itu terlihat dari kejernihan air sehingga terasa segar ketika berenang di dalamnya, apalagi saat siang.
Kendati air terjun, setelah turun arus airnya sangat tenang sehingga tidak membahayakan bagi wisatawan yang ingin berenang. ”Apalagi, ada peringatan dengan kedalaman maksimal 3 meter. Sehingga keamanan setiap wisatawan bisa terus terjaga,” ungkapnya.
Sementara itu, Suyanto (salah seorang pengelola) menjelaskan, kendati menjual konsep wisata alam, pengelola tidak mengabaikan keamanan dan kenyamanan pengunjung. Untuk itu, seluruh pengelola yang ada tidak sungkan bekerja bakti dan urunan membuat berbagai fasilitas. Misalnya jalan setapak dan tempat parkir.
”Kendati ada pembangunan, kami tidak bisa mengesampingkan kondisi alam. Sehingga tetap mempertahankan tumbuhan yang ada dan tidak seenaknya menebang,” ucapnya.
Selain itu, pengelola bakal membangun berbagai fasilitas wisata. Meski masih menonjolkan alam, pengelola tidak mengesampingkan kesenangan remaja yang mengikuti perkembangan zaman. Untuk itu, akan ditambahkan fasilitas seperti olahraga air. ”Di atas masih ada objek wisata lainnya sehingga sedikit demi sedikit kami akan mengembangkannya,” kata Suyanto. (*/ed/and/c9/diq)