Ferrari Ancam Mundur dari F1
MARANELLO – Rancangan regulasi tentang mesin baru Formula 1 mendapat tentangan dari tiga pabrikan besar. Mercedes, Renault, dan Ferrari menyatakan tidak puas dengan arah pengembangan mesin yang diajukan pemilik baru F1, Liberty Media dan FIA. Bahkan, Ferrari mengancam mundur dari F1 jika mesin baru nanti merugikan skuad Kuda Jingkrak.
Bukan hal yang langka Ferrari mengancam mundur dari F1. Tapi, kali ini adalah yang pertama di era kepemimpinan Presiden Sergio Marchionne. Dalam sebuah pertemuan dengan para analis yangmembahaslaporankeuangan tahunan Ferrari pada Kamis (2/11), Marchionne menyatakan tidak senang dengan arah yang diambil Liberty Media untuk mengubah wajah Formula 1. Salah satunya, perihal regulasi mesin yang diberlakukan mulai 2021.
’’Salah satu fakta yang kami tolak adalah sifat unik mesin dari setiap pabrikan dan bakal membedakan satu pembalap dengan lainnya, ingin diseragamkan dengan re gulasi baru,’’ terangnya.
Dalam proposal spesifikasi mesin terbaru, FIA ingin menyeragamkan sejumlah suku cadang dan bentuk mesin untuk memudahkan tim-tim konsumer berganti mesin. Dengan mesin yang seragam tersebut, tim konsumer tinggal ’’ plug and play’’ tanpa mengubah banyak bagian pada sasis.
Marchionne menyebutkan, Liberty Media akan membawa DNA balapan NASCAR ke Formula 1. Pemilik F1 yang baru, menurut dia, menjadikan F1 sebagai NASCAR dengan level internasional. ’’Saya tidak mau bermain NASCAR secara global. F1 ada dalam DNA kami sejak lahir dan itu yang membuat kami berbeda,’’ tegas Marchionne.
Dalam beberapa hal, Ferrari menyatakan tetap sepaham dengan Liberty Media. Misalnya, soal pemangkasan anggaran pengembangan mesin. Sebab, menurut dia, langkah tersebut bisa meningkatkan persaingan di antara tim-tim peserta.
Ferrari adalah satu-satunya pabrikan yang tidak pernah absen di setiap musim balap F1 sejak kali pertama digelar pada 1950. Untuk menghargai keberadaan Ferrari di F1, tim pabrikan Italia itu mendapatkan USD 60 juta–USD 70 juta per tahun (sekitar Rp 811,860 miliar–Rp 947 miliar). Liberty Media sendiri ingin mengepras ’’hadiah cuma-cuma’’ tersebut atau kalau bisa menghapusnya. (cak/c22/nur)