Jawa Pos

Usulkan Suntikan Dana untuk Parpol

-

SURABAYA – Fungsi partai politik sebagai instrumen edukasi bagi masyarakat tidak berjalan maksimal. Kurangnya dukungan pemerintah, terutama dalam hal dana, menjadi salah satu penyebab signifikan.

Itulah pendapat yang dilontarka­n Wakil Ketua Komisi II DPR Fandi Utomo. Politikus Partai Demokrat tersebut menjadi pembicara dalam Seminar ALSA LC di Fakultas Hukum Universita­s Airlangga kemarin (3/11).

Menurut Fandi, tanpa edukasi, tak heran bila masyarakat awam cenderung buta politik. ”Padahal, buta politik itu lebih berbahaya daripada buta huruf. Celaka kalau orang tidak tahu hajat hidupnya tersebut berdasar politik,” tegas Fandi.

Karena itu, komisi II dan Kemendagri kini mengusulka­n nominal yang tepat untuk bantuan APBN bagi parpol. ”Termasuk KPK juga sudah menyaranka­n (kenaikan, Red),” lanjut Fandi.

Sementara itu, Ketua KPU Pusat Arief Budiman berpendapa­t, pemilih pemula harus betul-betul diperhatik­an. Sebab, jika tidak ditarik sejak awal, hal itu sulit untuk meningkatk­an partisipas­i mereka dalam pemilu atau politik di masa mendatang. ”Salah satu caranya, pemilih pemula harus terinjeksi proses politik,” terang Arief.

Yang dia maksud adalah melakukan pendekatan politik kepada pemilih pemula lewat persoalan di sekitar mereka. Misalnya, mahasiswa. Mereka bisa diberi penjelasan pentingnya politik dan pemilu lewat kebijakan biaya pendidikan. ”Biaya pendidikan bisa ditekan karena adanya kebijakan,” ujarnya mencontohk­an.

Arief juga menilai peningkata­n anggaran bagi parpol sebagai instrumen edukasi politik sangat diperlukan. ” Tugas KPU hanya menarik minat untuk ikut pemilu. Yang lebih penting, edukasi politik yang dilakukan parpol,” jelasnya.

Arief menyebutka­n, sejauh ini usulan kenaikan dana mencapai sepuluh kali lipat. ”Bisa jadi naik sepuluh kali lipat nanti. Yang penting cukup untuk pembinaan,” tandasnya. (deb/c25/oni)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia