SMA Peminat Sistem SKS Bertambah
Dispendik Jatim Seleksi Ketat
SURABAYA – Penyelenggaraan satuan kredit semester (SKS) di sekolah menengah atas (SMA) menuai peminat. Beberapa sekolah menyatakan siap menyelenggarakan sistem SKS. Meski demikian, berlaku seleksi ketat agar sekolah bisa menyelenggarakan sistem SKS dengan baik.
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Saiful Rachman mendukung sekolah-sekolah yang menerapkan sistem SKS. Sebab, pembelajaran dengan sistem SKS cukup dinamis. Sistem tersebut, menurut dia, mampu mewadahi siswa yang ingin menyelesaikan studinya lebih cepat. Sekolah yang siap, lanjut Saiful, bisa menyelenggarakan SKS. Salah satu syaratnya berupa kesiapan sumber daya manusia atau gurunya.
Kasi Kurikulum SMA Dispendik Jatim Eka Ananda mengatakan, SMA yang ingin menerapkan sistem SKS bertambah menjadi 16 sekolah. Jadi, ada 67 sekolah yang ingin menerapkan sistem SKS. Di Surabaya, setidaknya ada tambahan dua sekolah yang mengajukan penyelenggaraan sistem SKS. Pekan depan, kata Eka, dilaksanakan penguatan penyelenggaraan bagi sekolah-sekolah yang ingin menerapkan SKS.
Eka memastikan bahwa pelaksanaan sistem SKS tidak menimbulkan persoalan. Dia juga membantah bahwa rapor untuk sistem SKS tidak diakui perguruan tinggi. Pihaknya memang menjaga benar agar pelaksanaan sistem SKS berjalan dengan baik.
Menurut Eka, dalam menyelenggarakan sistem SKS, Jatim termasuk yang paling ketat. Hal itu dilakukan agar pelaksanaan sistem SKS tidak sampai merugi- kan siswa di kemudian hari. Rapornya diakui. Kita pastikan benarbenar diterima,’’ jelasnya.
Jatim juga termasuk daerah yang sekolahnya paling banyak menyelenggarakan sistem SKS. Sekolah yang mengajukan, lanjut dia, harus benar-benar diverifikasi. Pemahaman warga sekolah, terutama guru, terhadap penyelenggaraan SKS harus mendukung. Demikian pula sarana dan prasarana.
Eka menjelaskan, sekolah yang mengajukan penyelenggaraan sistem SKS belum tentu menjadi penyelenggara. Perlu ada pendampingan dan pengendalian lebih dulu untuk menjadi penyelenggara sistem SKS. Kalau sudah siap, baru diverifikasi,’’ tuturnya.
Sistem SKS memungkinkan siswa untuk bisa menyelesaikan studinya lebih cepat. Berapa banyak siswa yang bisa cepat lulus, Eka menyebut hal itu bergantung kondisi objektif di lapangan. Sekolah yang siap bisa mengantar siswanya untuk lebih cepat menyelesaikan studi.
Kepala SMAN 5 Sri Widiati tengah mempersiapkan diri untuk menerapkan sistem SKS. Rencananya, pembelajaran menggunakan e-modul yang berbasis digital. Kami sudah ikut workshop, (pemahaman sistem SKS) juga sudah diberikan pada guru,’’ paparnya.
Keputusan mengusulkan sistem SKS pada tahun pelajaran 2018– 2019 dipilih karena melihat kesiapan sekolah. Dia tidak ingin sistem baru tersebut dilaksanakan dengan tergesa-gesa.
Widi menjelaskan, model pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa bisa lulus kurang dari tiga tahun tersebut sebenarnya pernah dilaksanakan di SMAN 5. Istilahnya dulu kelas cerdas istimewa (CI). Bedanya, sistem pembelajaran dulu per paket. (puj/elo/c15/nda)