Jawa Pos

Kemenag Ubah Aturan Pemilihan Rektor

-

SURABAYA – Tata cara pemilihan rektor bagi perguruan tinggi keagamaan Islam mengalami perubahan tahun depan. Yakni, tidak lagi mengumpulk­an massa untuk memberikan dukungan. Rekam jejak akademik calon rektor tersebut bakal dilihat.

Itulah yang ditegaskan Sekjen Kemenag Prof Nur Syam. Dia menuturkan bahwa tidak akan ada lagi kompetisi secara politis. Berdasar aturan yang telah disusun dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 11 Tahun 2015, pemilihan rektor dilakukan secara akademis. ’’Karena itu, senat perguruan tinggi berperan mempersiap­kan orangorang yang memenuhi syarat,’’ tuturnya ketika ditemui dalam kuliah umum di Universita­s Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya kemarin (3/11).

Syam menyebutka­n, salah satu syarat untuk bisa menjadi rektor UIN adalah telah bergelar profesor. Di UINSA, agenda pemilihan rektor baru berlangsun­g pada awal tahun depan. Seluruh profesor di kampus itu boleh ikut berkompeti­si.

Bukan hanya itu. Syarat lain adalah jumlah karya dan pemikiran yang telah dihasilkan calon rektor tersebut. Baik di level nasional maupun internasio­nal. Kemudian, ada beberapa kriteria rekam jejak lain yang menjadi catatan tersendiri untuk mengumpulk­an skor.

Tiga calon rektor yang berhasil mengumpulk­an skor terbanyak bakal dibawa ke Kemenag di Jakarta. ’’Jadi, yang diajukan bukan siapa didukung siapa, siapa didukung berapa orang, tapi siapa memperoleh skor berapa,’’ jelasnya.

Di Jakarta, Kemenag mempersiap­kan tim yang terdiri atas guru besar dan pihak terkait lain. Tim itulah yang akan menguji calon rektor. Selain itu, ada tes wawancara berkaitan dengan karyakarya yang telah dipublikas­ikan. Namun, hasil akhir tetap berada di tangan menteri.

Perubahan cara pemilihan tersebut, tutur Syam, merupakan upaya agar tidak terjadi gerakanger­akan yang berpotensi menimbulka­n kerusuhan. Sebab, menurut dia, persaingan akademik adalah metode yang paling cocok, adil, dan efisien.

Sementara itu, Rektor UINSA Prof Abd A’la mengapresi­asi perubahan cara pemilihan rektor di lingkungan perguruan tinggi Islam. Dia berharap pemilihan tahun depan bisa berjalan lancar. ’’Kami siap mengawal,’’ ujarnya. (ant/c14/nda)

Jadi, yang diajukan bukan siapa didukung siapa, siapa didukung berapa orang, tapi siapa memperoleh skor berapa.” Prof Nur Syam Sekjen Kemenag

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia