Jual Baju Bekas demi Karya Berkelas
PADA 7 November nanti, ada yang mulai sibuk setting karya di venue nih. Yap, siapa lagi kalau bukan tim UBS Zetizen Avenue. Meski UBS Zetizen Avenue tergolong kompetisi baru, para peserta tetap all- out membuat karya terbaik. Nggak terkecuali tim SMA Al Hikmah Surabaya. Menariknya, tim itu terdiri atas 15 cowok loh.
Berawal dari bingung menentukan tema, mereka akhirnya memutuskan untuk mengangkat tema yang dekat dengan anak SMA, yaitu suasana kelas. ’’Buat menentukan tema ini, kami sampai berdebat semingguan,’’ ujar Jauhar Daffa Pahlevi, ketua tim.
Setelah menentukan tema, ternyata masalah tim mereka belum selesai. Kali ini mereka harus merealisasikan konsep yang udah disepakati. Sempat beberapa kali melakukan survei mencari tukang kayu untuk membantu pembuatan karya, mereka akhirnya memutuskan bikin semua secara mandiri. ’’Kalau pakai jasa tukang, harganya bisa sampai Rp 6 juta. Ya udah, kami bikin sendiri aja,’’ kata Jauhar.
Untuk mengumpulkan dana, Jauhar dan timnya cukup kreatif nih. ’’Kami memutuskan buat jualan baju bekas di Taman Bungkul, Surabaya,’’ ungkap Yafie Jasmi yang ditunjuk sebagai bendahara tim. Dari hasil penjualan baju bekas tersebut, mereka udah dapat ratusan ribu rupiah yang dimanfaatkan untuk pembuatan karya.
Demi merealisasikan karyanya, tim satu itu nggak tanggung- tanggung mengerjakannya di rumah salah seorang anggota. Bahkan, mereka masih sempat memalu kayu hingga pukul 23.00. ’’ Karena terlalu berisik, kami sampai didatangi Pak RT dan disuruh berhenti,’’ ucap Jauhar.
Hmm, upaya keras tim Jauhar emang patut diapresiasi nih. Karena itu, pihak sekolah mendukung sepenuhnya. Salah satunya adalah memberikan akses bagi para anggota dalam menghubungi para alumnus.
’’Pihak sekolah mendukung mereka mengikuti kompetisi ini. Kami juga memfasilitasi mereka untuk bisa terhubung dengan para alumnus karena salah satu subjek yang disurvei untuk bahan infografis adalah alumni SMA Al Hikmah Surabaya,’’ jelas Nita Dwi Budiana ST, guru pembina avenue. (int/c14/als)