Cari Solusi Pelabuhan Rakyat yang Tersisih
GRESIK – Nasib pelabuhan rakyat ( pelra) membuat prihatin pemerintah daerah dan pusat. Di tengah peran pentingnya sebagai transportasi laut di kota pelabuhan seperti Gresik, pelra justru merana.
Selama ini, pengusaha pelabuhan rakyat menjadi mata rantai penting dalam aktivitas transportasi laut. Menopang pelabuhan internasional, misalnya. Ketua DPD Pelra Jatim Saleh Sahib menyebutkan, kapalkapal besar yang tidak bisa mendekat ke pelabuhan kecil membutuhkan jasa pelra. Dengan demikian, angkutan barang lebih lancar.
”Butuh perhatian pemerintah. Solusi dari kalangan akademisi juga kami harapkan,” kata Saleh dalam diskusi bertema Sinergi Membangun Industri Pelayaran Rakyat di Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) kemarin (3/11).
Diskusi tersebut dihadiri perwakilan dinas perhubungan, bappeda, dan Disperindag Jatim. Ada pula Deputi Bidang Penunjang Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenkomar) Firdaus Manti.
Firdaus mengaku prihatin dengan kondisi pelra di banyak daerah. Termasuk Kabupaten Gresik. ”Ibarat hidup segan mati pun tak mau,” katanya. Dia menyatakan, kuncinya adalah pembangunan infrastruktur. Itu prioritas pemerintah pusat. Sebab, Indonesia merupakan negara maritim. Potensi laut harus diperkuat.
Rektor UMG Prof Setyo Budi berjanji terus membantu menghidupkan pelra di Gresik. Salah satunya, menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. UMG kini mempunyai program studi perkapalan. ( adi/c20/roz)