Ajak Guru Bikin Permainan Edukatif
SEJAK Senin (6/11) hingga kemarin (8/11), aula SMPN 4 Sidoarjo dipadati 350 guru dan kepala PAUD seSidoarjo. Mereka mengikuti pelatihan yang digelar Pusat Kegiatan Gugus (PKG) PAUD Kecamatan Sidoarjo.
Selama masa tersebut, banyak pembelajaran yang diperoleh. Hari pertama, ada pembahasan tentang pengembangan kurikulum. Hari kedua, peserta diajak belajar tentang karakter pendidik dan etika profesi guru.
Misalnya, penggunaan bahasa yang sesuai dengan anak. Tidak ada kekerasan bahasa maupun penjulukan negatif pada anak. ’’Memangg il anak ndut sini ndut, begitu tidak boleh,’’ kata Suwarti, ketua pelaksana kegiatan.
Ada pula materi terkait komunikasi pengasuhan. Guru dituntut mengetahui kemampuan anak dalam menerima perintah. Misalnya, tidak memberikan instruksi yang terlalu banyak dalam satu waktu. Hal itu membuat anak tidak fokus. Akibatnya, instruksi tidak dijalankan. Contoh lainnya, saat bicara kepada anak. Usahakan untuk menatap mata anak dan tidak berbicara sambil berjalan.
Pada hari kedua, guru-guru PAUD mendapatkan materi tentang pembuatan media belajar menghitung untuk anak. Sejumlah contoh media belajar menghitung juga dipaparkan agar guru tergerak untuk membuat media yang lebih kreatif.
Misalnya, media belajar injak angka. Ada kotak angka berurutan yang bisa diinjak. Jika guru bilang dua, anak didik harus maju dua langkah. Jika guru melanjutkan bilang ditambah dua, anak didik kembali maju dua langkah. Hasilnya, anak tinggal melihat kotak yang diinjak.
Setelah diberi contoh, seluruh peserta membentuk kelompok yang beranggota 18 orang. Setiap kelompok harus membuat media permainan dan pembelajaran berhitung.
Kemarin, Kabid PAUD Dikmas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Sidoarjo Sri Sutarsi menyampaikan materi tentang delapan standar nasional pendidikan. Setelah itu, Izzul Fitriyah, trainer PAUD yang juga menjabat kepala PAUD Terpadu Tunas Cendekia 2 Porong, menerangkan pembuatan media pembelajaran kreatif. ’’Hari ini (kemarin, Red) media pembelajaran untuk materi umum, berbeda dengan hari sebelumnya,’’ tutur Izzul.
Dia mencontohkan pembuatan boneka kelinci dengan media karton. Seluruh peserta diajak membuat boneka tersebut sesuai yang diajarkan. Setiap kelompok membuat satu boneka kelinci. Setelah dipancing dengan boneka kelinci yang bisa menjadi media cerita anak, seluruh peserta diminta membuat alat permainan edukatif sesuai kreativitas mereka.
’’Diharapkan, mereka bisa membuat sendiri untuk anak didiknya,’’ ujarnya.