Jawa Pos

Well-organized, Banjir Pujian

-

SURABAYA – Janji penyelengg­ara Jawa Pos Fit East Java Marathon 2017 untuk menyajikan race yang aman dan nyaman bagi runners kemarin diwujudkan. Trek lomba di semua kategori terjaga steril. Cuaca yang panas, mencapai 36 derajat Celsius, diantisipa­si dengan water station yang melimpah.

Dari 5.000 peserta yang berasal dari 20 negara, 95 persen berhasil menjadi finisher. Termasuk di kategori full-marathon atau 42,195 km yang cukup ekstrem. Pujian kepada Jawa Pos dan runID sebagai race management pun berdatanga­n dari para peserta

Event ini tidak hanya memperkena­lkan Jawa Timur secara nasional, tetapi juga secara internasio­nal.” Saifullah Yusuf Wakil Gubernur Jawa Timur Semoga Surabaya semakin mengintern­asional. Pesertanya semakin bertambah dari berbagai negara. Ini harus menjadi

event tahunan.” Irjen Pol Machfud Arifin Kapolda Jawa Timur

Arlan Lukman, runner dari komunitas Id Selap Jakarta, mengatakan bahwa event tahun ini melebihi ekspektasi­nya. ”Ini pengalaman perdana buat saya. Semula saya kira bakal seperti lainnya, tetapi ini jauh berbeda. Menurut saya, ini salah satu event lari terbaik di Indonesia. Bagi saya, sudah kelas dunia,” tutur dia kemarin (12/11).

Menurut Arlan, tanjakan stupa di Jembatan Suramadu benarbenar membekas. Setelah start, peserta langsung menghadapi tanjakan 5–6 persen di km 2. Setelah turun 2 km, disambung tanjakan hingga km 10. Arlan terkesan sejak naik shuttle bus, lalu berganti ke kereta kelinci untuk menuju race central, hingga menjumpai water station di setiap 2 km. ”Saat finis, medali dikalungka­n. Itu bentuk penghargaa­n kepada peserta,” kata pelari yang kemarin ikut kategori half-marathon (HM/21,1 km) itu.

Jawa Pos Fit East Java Marathon 2017 melombakan empat kategori. Mulai FM, HM, 0K, hingga 5K. Peserta kategori FM dilepas pada pukul 04.30 oleh Dirut PT Jawa Pos Koran Azrul Ananda, Kapolresta­bes Surabaya Kombespol M. Iqbal, dan perwakilan sponsor. Lalu disusul kategori HM 15 menit berselang.

”Ini tahun pertama kami menggelar full-marathon setelah tahun lalu paling jauh half-marathon. Seru untuk menunggu juaranya,” kata Azrul.

Untuk kategori 10K, start dilakukan pada pukul 05.30. Peserta kategori itu dilepas Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin. Gus Ipul –sapaan Saifullah Yusuf– berharap event tersebut bisa diteruskan dengan kemasan yang lebih meriah di tahun berikutnya.

”Karena event ini tidak hanya memperkena­lkan Jawa Timur di Indonesia, tapi juga ke seluruh dunia,” katanya.

Atjong Tio Purwanto, pelari nasional yang ambil bagian, memberikan apresiasi tersendiri. ”Masih seperti tahun lalu, tantangann­ya di cuaca dan sedikit nanjak pulang pergi,” ucap peraih peringkat pertama kategori 10K nasional putra itu.

Bagi Atjong, event tersebut menjadi bagian dari proses latihannya menyongson­g Asian Games 2018. Pria yang berstatus anggota TNI-AD tersebut baru saja mendulang medali emas nomor halang rintang SEA Games 2017 di Kuala Lumpur.

Beberapa program hiburan juga disajikan panitia untuk memberi semangat para pelari. Sebelum start, pelari disuguhi penampilan Drum Corps Gita Swara Buana dari Politeknik Penerbanga­n Surabaya. Total, 200 personel unjuk aksi di depan ribuan pelari kategori 10K dan 5K.

Pelari asing pun memuji event kemarin. Charles Kipsang, pelari Kenya yang menjadi runner-up kategori FM, menyatakan akan kembali lagi ke Surabaya tahun depan bila Jawa Pos Fit East Java Marathon kembali digelar. ”Cuacanya memang ekstrem. Lebih panas daripada Kenya. Tapi, penyelengg­aranya profesiona­l,” kata Charles Kipsang.

Sejumlah komunitas yang memeriahka­n Jawa Pos Fit East Java Marathon 2017 juga puas dengan race kemarin. Anggota komunitas KulineRun Hendy Sanjaya mengatakan, race kemarin begitu memanjakan peserta. Setelah berlari, peserta bisa mengunjung­i stan pijat. ”Ini HM pertama saya. Puas sekali,” kata Hendy.

Masnur Khoirudin, anggota Gatra Runners, mengatakan bahwa race itu sangat nyaman untuknya. Melewati tanjakan Jembatan Suramadu awalnya membuat mentalnya ciut. Namun, setelah dilalui, tidak seburuk yang dibayangka­n.

Marshal yang ramah dan selalu terlihat setiap 200 meter membuat dia merasa aman. Pengamanan juga sangat bagus dan steril. ”Jadi nggak khawatir dan santai saat lari,” terang mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universita­s Negeri Surabaya tersebut.

Persediaan makanan dan minuman setelah finis juga sangat banyak. Peserta dan anggota komunitasn­ya tidak merasa kekurangan. Pisang, air mineral, dan minuman isotonik lengkap.

Fasilitas toilet umum menjadi yang istimewa. Bayangan toilet umum yang jorok dan kotor terbantahk­an. ”Saya kaget juga begitu masuk toilet umum yang ada di race central. Wangi dan bersih,” ungkap Masnur.

Namun, dia juga memberikan sedikit masukan. Tempat penitipan tas dan barang harus ditambah. Sebab, dengan jumlah peserta yang mencapai 5.000 orang, tempat penitipan tas dan barang dirasa kurang. Meski begitu, untuk keseluruha­n acara Jawa Pos Fit East Java Marathon 2017, dia sangat puas.

Senior Manager PT Jawa Pos Koran Rensi Dewi Bulan mengucapka­n terima kasih kepada para peserta yang ambil bagian dalam race tersebut. Menurut dia, panitia bersama runID telah berupaya semaksimal­nya untuk menyajikan race dengan standar tertinggi. ”Tentu masih ada beberapa hal yang perlu dievaluasi. Tahun depan pasti lebih baik,” katanya. (nap/nic/han/c11/tom)

 ?? ARYADHITYA/JAWA POS ?? MENGULAR: Ribuan peserta Jawa Pos Fit East Java Marathon 2017 memadati Jembatan Suramadu. Race tersebut diikuti total 5.000 pelari dari 20 negara.
ARYADHITYA/JAWA POS MENGULAR: Ribuan peserta Jawa Pos Fit East Java Marathon 2017 memadati Jembatan Suramadu. Race tersebut diikuti total 5.000 pelari dari 20 negara.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia