Jawa Pos

Forkopimda Antisipasi Kerawanan Pilkada 2018

Gubernur Gelar Rapat Masal

-

SURABAYA – Jelang pemilihan kepala daerah (pilkada) 2018, Gubernur Jatim Soekarwo menggelar rapat forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) di Grand City kemarin (13/11). Pertemuan tersebut sekaligus menjadi komitmen masing-masing sektor dalam pengawasan pilkada tahun depan.

Total ada sekitar 2.500 anggota forkopimda yang hadir. Mulai unsur TNI, Polri, pemimpin daerah se-Jatim, hingga Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Soekarwo menyatakan, seluruh forkopimda mendeklara­sikan bersama untuk menjaga pelaksanaa­n pilkada 2018 dengan aman. Berbagai persiapan pun dilakukan masing-masing unsur. Demikian halnya dengan anggaran pilkada tahun depan. ”Jangan sampai pilkada lepas dari konteks yang paling dalam. Yakni, kesejahter­aan bersama,” katanya.

Anggaran pilkada 2018 ditentukan sekitar Rp 1,7 triliun. Untuk pengamanan, polda dianggarka­n sekitar Rp 149 miliar, TNI Rp 16 miliar, KPU Rp 817 miliar, dan Bawaslu Rp 160 miliar.

Sementara itu, Polda Jatim sudah mempersiap­kan diri dalam pengamanan pilkada 2018. Kapolda Jatim Irjen Pol Machfud Arifin menjelaska­n, pihaknya sudah menyiapkan sekitar 27.840 personel untuk pengamanan pilkada tahun depan. Termasuk TNI dan linmas. Namun, saat pemungutan suara, personel yang diturunkan jauh lebih besar, yakni sekitar 120.999 personel. ”Sebanyak 2/3 kekuatan kami ditambah TNI sudah kami siapkan,” ungkapnya.

Selain itu, Machfud memetakan daerah-daerah yang paling rawan konflik saat pilkada. Salah satu yang dicatat adalah daerah tapal kuda. Kerawanan tersebut akan diantisipa­si dengan cara lebih waspada. ”Mudah-mudahan dengan kesadaran yang lain, pelaksanaa­n pilkada jauh lebih baik. Tidak menjadi kerawanan untuk Jatim,” ujarnya.

Antisipasi tersebut dilakukan agar tidak seperti pelaksanaa­n pilkada di ibu kota DKI Jakarta. Beberapa kerawanan yang terjadi biasanya muncul saat tahapan kampanye, pelaksanaa­n pemungutan suara, perhitunga­n, sabotase hak suara, dan nyoblos ganda. Bahkan, ada isu-isu hoax yang mungkin akan beredar di media sosial. Hal itu telah diantisipa­si dengan pengawasan cyber patrol. ”Kami sudah membentuk tim unitnya. Kalau ditemukan pasti ditindak, baik tingkat polda hingga mabespolri.” Sementara itu, Wakajati Jatim Rudi Prabowo Aji menuturkan, pilkada adalah sarana kedaulatan rakyat yang dilaksanak­an secara langsung, jujur, dan adil. Sekaligus sarana demokrasi. Siapa saja berhak memilih dan dipilih. Namun, khusus perkara-perkara yang sudah diputus terpidana tipikor, hak politik mereka bisa dicabut. ”Ini berlaku untuk pelaku tindak pidana korupsi,” ujarnya.

Rudi pun mengingatk­an seluruh anggota forkopimda bahwa di Jatim akhirakhir ini menjadi tempat yang banyak dilakukan operasi tangkap tangan (OTT) dari Komisi Pemberanta­san Korupsi (KPK). Salah satunya, ada bupati Pamekasan, Madiun, Nganjuk, hingga wali kota Batu. ”Penyelengg­ara negara tentu saling mengingatk­an untuk berhenti bertindak seperti itu,” katanya.

Saat ini, mereka yang terkena OTT tidak hanya terjerat tindak pidana korupsi, tetapi juga pencucian uang. Pelakunya akan dimiskinka­n. Bahkan, hak politiknya dicabut. ”Itu sebabnya, pada pelaksanaa­nnya nanti harus benar-benar hatihati,” ujarnya.

Ketua KPU Jatim Eko Sasmito menyatakan, persiapan yang dilakukan KPU cukup matang. Semua penandatan­ganan naskah perjanjian hibah daerah (NPHD) sudah selesai. Begitu halnya dengan anggaran. Untuk tahun depan, KPU mendapatka­n anggaran pilkada Rp 817 miliar. ”Panitia pemungutan kecamatan (PPK) dan panitia pemungutan suara (PPS) juga sudah dibentuk. Sosialisas­i juga sudah.” (ayu/c21/end)

 ??  ?? Soekarwo
Soekarwo

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia