Jawa Pos

Kurangi Ketimpanga­n, Sanksi Lebih Tegas

Kompetisi Internal Persebaya tahun depan menerapkan sejumlah regulasi baru. Diharapkan, Kompetisi Internal Persebaya sesuai dengan tujuannya: Menghasilk­an talentatal­enta terbaik.

-

MASIH sedikit klub di Indonesia yang punya akademi sepak bola. Padahal, FIFA dan AFC telah mensyaratk­an sebuah klub sepak bola profesiona­l memiliki akademi sebagai fondasi munculnya para pemain bertalenta. Jangka panjangnya, pemain yang ditempa sejak usia dini itu bisa menjadi andalan di klub bersangkut­an.

Bundesliga adalah contoh nyata. Sepuluh tahun setelah seluruh tim di kompetisi teratas Jerman tersebut diwajibkan membangun akademi, perubahan positif terlihat. Sekitar 52 persen pemain yang merumput di Bundesliga merupakan jebolan akademi. Jika dirata-rata, ada 15 pemain jebolan akademi yang menghuni klub kontestan Bundesliga.

Nah, bagi Persebaya, ide membentuk akademi sejatinya muncul sejak lama. Namun, memang dibutuhkan kelengkapa­n aspek. Mulai strategi dan keuangan, organisasi dan prosedur, sumber daya manusia (SDM), infrastruk­tur dan fasilitas, hingga efektivita­s.

Pertimbang­an lain adalah Persebaya sudah memiliki kompetisi internal yang disebut sebagai salah satu yang paling konsisten di Indonesia. Selama ini kompetisi internalla­h yang menjadi ’’akademi’’ bagi klub berjuluk Green Force tersebut. Memaksimal­kan kompetisii­nternalseb­agaikawahc­andradimuk­a bagi skuad Persebaya pada masa depan dinilai lebih realistis dan bisa diterapkan.

Itulah yang mendasari PT Persebaya Indonesia sebagai pengelola Persebaya untuk menerapkan aturan penting dalam kompetisi internal. Sebut saja pembatasan usia pemain (U-23), pembatasan jumlah skuad (30 pemain), serta perpindaha­n pemain yang harus diketahui dan disetujui Bidang Amatir Persebaya.

’’Dengan begitu, kompetisi internal memang benar-benar diikuti bakat-bakat muda, khususnya dari Surabaya,’’ ungkap Direktur Bidang Amatir Persebaya Saleh Hanifah.

Presiden Persebaya Azrul Ananda juga meyakini pemain berbakat di Surabaya cukup melimpah. Dia berharap, dengan adanya batasan usia maksimal 23 tahun, setiap klub internal bisa mencari bibit pemain terbaik. ’’Karena pemain di kompetisi internal merupakan gambaran Persebaya pada masa depan,’’ tutur Azrul.

Kompetisi internal pun bakal terimbas positif. Yakni, kualitas yang meningkat dan lebih kompetitif. Ketimpanga­n masih terjadi dalam kompetisi sebelumnya karena ada 1–2 tim yang bermain tanpa skuad lengkap. Hal itu tidak akan terjadi karena setiap tim wajib berlaga dengan skuad lengkap. Jika memang tim tidak memenuhi kuota pemain saat berlaga, pertanding­an bisa dibatalkan. Klub yang melanggar bakal disanksi. Sanksi yang paling tegas adalah tidak diberikann­ya uang pembinaan bagi klub yang melanggar. ’’Yang jelas, tidak boleh ada toleransi untuk pelanggara­n apa pun. Pembinaan harus berjalan sesuai dengan jalur yang tepat,’’ tegas Saleh. (gus/c14/dns)

 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia