Jawa Pos

Bandung Sejatinya Lebih Bersahabat

-

PINDAH lagi dan tertunda lagi. Itulah liku-liku yang harus dijalani kontestan babak delapan besar grup Y. Ya, laga yang awalnya berlangsun­g di Stadion Candrabhag­a, Bekasi, kemudian pindah ke Stadion Wibawa Mukti, Cikarang. Tapi, bak tim nomaden, kontestan grup Y mulai pekan ini harus boyongan ke Bandung. Jika izin keamanan sudah keluar, mereka harus menjalani babak delapan besar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).

Secara fisik, mental, dan material, pemindahan venue itu jelas sangat merugikan. Namun, seandainya laga tetap berlangsun­g di kota Bandung, ini bisa menjadi nilai plus bagi Persebaya Surabaya karena mesranya hubungan suporter kedua tim. Hal itu diakui pula oleh Manajer Persebaya Chairul Basalamah. Menurut dia, dukungan terhadap klubnya akan jauh lebih besar jika dibandingk­an dengan laga di lokasi sebelumnya, Stadion Wibawa Mukti, Cikarang. ’’Kami cukup senang main di Bandung. Pemain pasti lebih semangat kalau dukungan dari Bonek jauh lebih besar,’’ bebernya.

Pelatih Persebaya Angel Alfredo Vera tidak terlalu memikirkan keuntungan atau kerugian bermain di Bandung. Yang jelas, pihaknya saat ini hanya ingin berfokus pada tim untuk menghadapi laga perdana. ’’Ya, saya dengar Bonek dan suporter Bandung punya hubungan baik. Bagus, stadion bisa penuh dengan Bonek. Tapi, yang jelas pemain fokus bertanding, tidak memikirkan hal lain. Itu saja,’’ ucapnya.

Kubu PSIS Semarang yang menjadi lawan perdana Persebaya tak mem- persoalkan mesranya hubungan suporter Bandung dan Surabaya. ’’Apa pun yang sudah diputuskan (soal laga di GBLA), kami siap menjalanin­ya,’’ kata pelatih PSIS Subangkit.

Subangkit justru lega. Sebab, selama di Cikarang, tim berjuluk Mahesa Jenar itu cukup direpotkan dengan persoalan tempat latihan. Nah, sesampai di Bandung, Subangkit akan langsung menggeber latihan untukanaka­suhnya.’’Program latihan tentunya juga kacau karena jadwal tidak jelas, dan kami berada di daerah (Cikarang) yang cukup sulit untuk mencari tempat latihan,’’ bebernya.

Hal senada diungkapka­n asisten pelatih PSPS Marwal Iskandar. PSPS tidak merasa dirugikan meski mendapat tekanan lebih besar saat melawan Persebaya. ’’Yang jelas, kami hanya ingin semua bisa berjalan aman dan lancar. Tidak ada masalah main di mana pun,’’ tutur Marwal. PS Mojokerto Putra (PSMP) juga tak mempersoal­kan perpindaha­n dari Cikarang ke Bandung. Sebab, seperti dijelaskan pelatih PSMP Redi Supriyanto, timnya sudah terbiasa menjadi nomaden. ’’Kami sudah biasa. Toh, menuju babak 8 besar ini kami banyak tidak main di kandang karena stadion direnovasi. Jadi tidak ada masalah,’’ papar Redi.

Fokus PSMP setelah tiba di Bandung adalah mencari lokasi latihan. Itu perlu dilakukan karena selama empat hari di Bekasi Mujib Ridwan dkk tak pernah melakukan aktivitas apa pun. ’’Tim pelatih langsung hunting lapangan demi mengembali­kan kondisi fisik dan ball possession pemain lewat latihan rutin,’’ tandasnya. (far/ris/rid/JPG/c19/bas)

 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia