Mau Berhemat, PSMP Malah Tekor Rp 100 Juta
Bukan hanya manajemen tim yang merugi gara-gara penundaan sekaligus pemindahan venue babak delapan besar grup Y. Suporter juga merugi. Apa saja kerugian yang diderita suporter dan manajemen?
TUR ke ke Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, sudah dirancang Panser Biru dan Snex. Mereka ingin memberikan dukungan langsung kepada PSIS yang menghadapi Persebaya pada 10 November lalu. Dua komunitas suporter PSIS Semarang itu bahkan sudah memesan bus untuk mengangkut anggotanya ke Cikarang. Total, menurut Ketua Panser Biru Kepareng, pihaknya sudah menyewa 23 unit bus.
’’Bahkan, kami sudah memberikan uang muka sewa bus Rp 90 juta. Karena batal dan diundur 11 November, uang muka hanya bisa diambil Rp 80 juta. Jadi, kami harus kehilangan Rp 10 juta,’’ kata Kepareng kepada Jawa Pos Radar Semarang. ’’Lalu, kami sudah siapkan berangkat untuk 11 November. Ternyata operator tidak mendapat izin dan batal lagi. Pastinya ini cukup merugikan kami,’’ keluhnya.
Keluhan senada disampaikan kubu Snex. Ketua Kolektif Snex Doni Kurniawan mengatakan, sekitar 2.000 anggota Snex sebetulnya sudah siap meramaikan Stadion Wibawa Mukti. ’’Segalanya sudah kami persiapkan, termasuk bus. Nah, kalau dibatalkan seperti ini, tentu kerugian besar bagi kami. Makanya, kami mempertanyakan profesionalisme operator kompetisi,’’ kecam Doni.
Tentu yang merasa sangat dirugikan adalah pihak manajemen. Sebagaimana yang dirasakan manajemen PS Mojokerto Putra (PSMP). Sejak awal keberangkatan Rabu lalu (8/11), manajemen sudah berupaya menekan anggaran seminim mungkin. Namun, bukannya menghemat, PSMP malah rugi besar. Nominalnya, menurut informasi yang diterima Jawa Pos Radar Mojokerto, hampir Rp 100 juta. Dana sebanyak itu dihabiskan untuk membiayai tim selama empat hari berada di Bekasi.
Pengeluaran terbesar jelas terjadi pada biaya penginapan hotel dan akomodasi dari Mojokerto ke Bekasi. ’’Untuk hotel saja kira-kira perinciannya Rp 15 juta per malam. Sedangkan kami ceck in di Bekasi mulai Rabu dan check out Minggu (12/11) atau selama empat hari. Tinggal dikalikan saja berapa jumlahnya,’’ keluh Said Muhammad Thoha, manajer tim PSMP,.
Bukan hanya pengeluaran untuk hotel dan akomodasi, manajemen juga, mau tidak mau, menggelontorkan puluhan juta rupiah untuk biaya makan dan pengobatan pemain, serta ofisial selama di Bekasi. Meski nominalnya tidak terlalu besar, kebutuhan tersebut tidak bisa ditolak atau dihilangkan. Disusul beberapa kebutuhan, misalnya sewa lapangan, akomodasi, dan kebutuhan kecil lainnya yang tidak terduga.
’’Kalau ditotal, ya hampir seratus juta rupiah. Sekarang ini saya masih berkoordinasi dengan pihak hotel dan penyedia travel untuk hitung-hitungan sepenuhnya,’’ tambahnya.
Selain kerugian materiel, Mujib Ridwan dkk merasakan kerugian nonmateriel. Mereka tidak bisa berlatih maksimal lantaran tidak tersedia lapangan yang representatif. Selama empat hari mereka hanya berlatih di halaman hotel.
Kubu PSPS Riau juga bersuara soal kerugian yang diderita selama penundaan laga dan pemindahan venue. ’’Kalau dihitung dari awal maka kerugian kami sekitar Rp130 juta. Karena kalau jadwal dimundur dari awal maka kami masih menginap dan latihan di Pekanbaru. Tapi kami berada di Bekasi sejak 7 November lalu dan sini semuanya bayar,’’ ujar Asisten Manajer PSPS Rian Adi Putra saat dihubungi Riau Pos ( Jawa Pos Group).
‘’Kami bayar hotel full. Kalau sudah masuk sistem mana mau pihak hotel mengembalikan uang yang sudah kami bayar,’’ jelas Rian.
Manajemen PSPS berharap janji PSSI mengganti kerugian yang dialami klub. Pasalnya, dengan mundurnya jadwal biaya ke depan lebih membengkak. ‘’Kami tak tahu kapan akan diganti kerugian tersebut. Saya yakin tak mungkin cepat, bisa sepekan, sebulan atau tiga bulan. Tapi, kami berharap bisa cepat,’’ ujar Rian.
Keluhan senada disuarakan Manajer Persebaya Chairul Basalamah. Pria yang akrab disapa Abud itu merasa timnya banyak dirugikan. Terutama permasalahan waktu dan biaya karena perpindahan lokasi venue. ’’Kami sudah habis biaya yang tidak sedikit. Mending, kalau tahu main di Bandung, kami manfaatkan waktu untuk latihan di Surabaya dulu daripada jauh-jauh ke Cikarang tanpa kejelasan,’’ kecam Abud. (far/ris/das/rid/JPG/c4/bas)