Pamerkan Taman Ahong dan Racikan Antihama
SURABAYA – Perkembangan kampung-kampung peserta Surabaya Green and Clean (SGC) terbilang pesat. Itu tampak saat penjurian hari pertama kemarin (13/11). Berbagai inovasi baru ditunjukkan beberapa kampung.
Salah satunya Kampung Tambakwedi, RT 19, RW 1, Kelurahan Tambakwedi. Kampung tersebut membuat aneka hidangan dari daun kangkung. Salah satu yang paling menggoda adalah puding kangkung. Rasanya manis. Puding tersebut kaya serat dan vitamin. Bahan kangkung yang digunakan pun hasil budi daya sendiri. ”Ini memang hidangan yang kami sajikan saat ada tamu yang datang,” kata Ketua RT Kampung Tambakwedi Barat Purnomo.
Hampir tiap rumah, ada budi daya kangkung dan bayam. Bibitnya tinggal ambil di kebun milik kampung. ”Walau hanya 35 KK, kampung kami bisa masuk 150 besar,” ucapnya.
Warga Tambakwedi punya resep untuk membikin ramuan antihama. Bahannya terbuat dari bumbu dapur. ”Hasilnya sudah terbukti. Tanaman di lingkungan kami bebas hama,” jelasnya.
Antihama tersebut terbuat dari cabai, bawang merah, bawang putih, serai, jahe, dan petai.
Inovasi baru juga muncul di RT 8, RW 9, Kelurahan Tanah Kalikedinding. Daerah tersebut dijuluki Kampung Ahong. Sebab, setiap rumah ditanami binahong yang dikenal memiliki banyak manfaat. Tanaman rambat dengan daun berbentuk waru itu dikenal sebagai antioksidan yang baik. Biasanya digunakan sebagai penyembuh luka. ”Ada dua jenis yang ditanam di sini, binahong merah dan hijau,” terang Ketua RT Kampung Ahong Yoyok Suhendro.
Warga Kampung Ahong mengolah tanaman tersebut menjadi berbagai produk. Salah satunya adalah sirup dan rempeyek. Sirup itu terbuat dari rebusan daun binahong dicampur dengan rempah-rempah. Begitu juga rempeyek. Rasanya tidak kalah enak dengan rempeyek daun bayam. (gal/c16/oni)