Sopir Penggilas Bocah Sudah Tersangka
Kasatlantas Buatkan Kaki Palsu untuk Danish dan Naufal
GRESIK – Siapa yang bersalah bakal menanggung risikonya. Begitulah nasib yang bakal menimpa Yasir, sopir truk kontainer penggilas kaki Muhammad Danish dan Naufal Afif. Kasatlantas AKP Wikha Ardilestanto menyatakan tetap menyidik pengemudi truk perusahaan petikemas itu. Yasir sudah berstatus tersangka.
”Yang jelas sudah kami proses. Penyidik masih memeriksa saksisaksi terkait,” ucap AKP Wikha saat mengunjungi Danish dan Naufal Afif di RSUD Ibnu Sina sekitar pukul 16.00 kemarin. Saksisaksi itu, antara lain, keluarga dan tetangga korban serta pemilik mobil yang ditabrak truk pada Kamis selepas subuh (26/10).
Waktu itu, Danish dan Naufal sedang bermain. Tiba-tiba saja ada truk kontainer yang meluncur di Jalan RE Martadinata. Warga sekitar menuturkan, truk itu sebelumnya menabrak pohon dan mobil warga. Kemudian, menggilas kaki dua bocah tidak berdosa yang sedang bermain mobil-mobilan tersebut. Kaki mereka terluka parah dan harus diamputasi.
Wikha menegaskan, proses hukum tetap berjalan. Korps seragam cokelat itu juga berupaya mencarikan solusi terbaik. Salah satunya, mempertemukan kembali keluarga korban dengan perusahaan pemilik truk. Sebab, ganti rugi uang Rp 22 juta tidak sebanding dengan masa depan dua anak malang tersebut.
Menurut Wikha, setiap perusahaan pasti memiliki dana coorporate social responsibility (CSR). Polisi akan mengupayakan ada CSR yang berkelanjutan untuk menjamin pendidikan Danish dan Naufal Afif. ”Nanti kami bantu mediasi,” tutur perwira dengan tiga balok di pundak itu.
Kehadiran AKP Wikha disambut gembira Abdul Rochim, ayah Danish. Selain menjenguk dua anak korban truk nahas itu, AKP Wikha membawa serta tukang kaki palsu asal Mojokerto. Namanya Sugeng Siswoyudono. Danish dan Naufal Afif akan dibuatkan kaki palsu sebagai ganti kaki kanan yang diamputasi. Sugeng menyatakan, mereka masih bisa tertolong.
”Saya saja bisa,” ucap Sugeng setelah melihat kondisi dua anak tersebut. Kaki kanan Sugeng juga palsu.
Bagaimana kondisi Danish dan Naufal Afif? Hingga kemarin, keadaan Naufal Afif berangsur membaik. Menurut Kepala Ruang Dahlia Erlik Rohana, mereka sejatinya sudah diperbolehkan pulang. Namun, keluarga masih menuggu administrasi bansos tidak terencana dari Dinas Sosial (Dinsos) Gresik tuntas.
Sementara itu, Danish masih memerlukan perawatan medis. Selang infus masih menempel di tangan. Nafsu makannya kurang bagus. ”Sudah lebih baik, tapi masih harus dievaluasi lagi,” pungkas Erlik.
Secara terpisah, masyarakat Kota Santri semakin peduli. Mereka beramai-ramai menghimpun bantuan untuk Danish dan Naufal Afif. Caranya macam-macam. Kemarin (13/11), para pemuda Kelurahan Lumpur yang tergabung dalam Karang Taruna Pangaskarto menggelar pencak macan. Bantuan pun datang dari warga.
Ketua Karang Taruna Akhmad Firdaus menuturkan, banyak warga yang bersimpati. Mereka tidak tega melihat kondisi dua bocah malang itu. Apalagi, usianya masih sangat kecil. Naufal Afif masih 4,5 tahun. Danish berusia 2,5 tahun. ”Masa depan mereka masih panjang,” katanya. Mereka sedang lucu-lucunya.
Lelaki 26 tahun itu meminta perusahaan memikirkan masa depan Danish dan Naufal Afif. Sebab, keduanya bakal cacat seumur hidup. Kondisi psikologis dan mentalnya juga terpengaruh. Minimal, perusahaan pemilik truk kontainer itu menjamin pendidikan mereka. ”Ganti rugi uang (Rp 22 juta) hanya bersifat sementara,” terangnya.
Simpati untuk Danish dan Naufal Afif juga datang dari Ko- munitas Backpaker Gresik. Minggu malam (12/11), anggota komunitas tersebut berkeliling ke warung-warung kopi sambil membawa kardus dan gitar. Mereka menyanyi dan berkeliling ke meja pengunjung.
Dimas Maulana Putra, anggota Komunitas Backpaker, me rasa iba melihat kondisi Da nish dan Naufal Afif. ”Semoga ini bisa membantu,” ujar lelaki asal desa Kedanyang, Ke bomas, itu. ( adi/ c21/ roz)