KUDA HITAM YANG DIRINDUKAN
PIRAEUS – Davor Suker belum pernah mendapati Kroasia seperti eranya. Melaju ke Piala Dunia 1998 via jalur playoff, Suker yang ditemani Zvonimir Boban, Robert Prosinecki, Robert Jarni, dan Igor Stimac jadi kuda hitam di Prancis. Tidak ada yang menyangka Vatreni finis di peringkat ketiga.
Capaian bersejarah itu hanya bisa diikuti Turki di Piala Dunia 2002. Sejak sistem playoff diberlakukan dalam kualifikasi Piala Dunia zona Eropa (sejak 1998), belum ada negara yang lolos dengan tiket playoff mampu menya- mai capaian Kroasia dan Turki.
Kemarin dini hari WIB (13/11), Kroasia memastikan lolos ke Piala Dunia 2018 via playoff. Di Karaiskakis Stadium, Luka Modric dkk meredam ambisi revans Yunani dengan bermain imbang tanpa gol sehingga unggul agregat 4-1.
Jika Suker bersama Boban, Prosinecki, Jarni, dan Stimac berada di balik kejutan Kroasia dua dekade silam, kali ini ada Modric, Ivan Rakitic, Ivan Perisic, dan Mario Mandzukic sebagai pilar tim asuhan Zlatko Dalic tersebut. ’’Mereka belum ada apa-apanya,” ucap Suker yang kini menjabat presiden Federasi Sepak Bola Kroasia (HNS) saat diwawancarai media Yunani, Kingsport.
Ucapan pria 49 tahun itu tentu tidak bermaksud meremehkan timnas negerinya sendiri. Tapi, Suker ingin memberikan tantangan bagi Modric dkk untuk bisa mengulang kejutan seperti di Piala Dunia 1998. Hal itu mengacu capaian Kroasia dalam tiga turnamen mayor terakhir yang gitu-gitu aja. Yakni, selalu berakhir di fase grup dalam tiga edisi Piala Dunia setelah era Suker dkk (2002, 2006, dan 2014). ’’Persaingan di Piala Dunia memang semakin ketat, tetapi Kroasia pada 1998 (sebagai kuda hitam) bakal dirindukan,” jelas Suker.
Selain Kroasia, Swiss yang memastikan lolos kemarin setelah menyisihkan Irlandia Utara dengan agregat 1-0 punya potensi bikin kejutan. La Nati mungkin perlu menoleh ke belakang atau ketika melangkah ke Piala Dunia 2006 juga dengan tiket playoff. Kala itu, Swiss lolos sampai 16 besar dengan status juara grup. ( ren/c17/dns)