Rangsang Ide Lewat Quilling Art
Kerajinan dari Gulungan Kertas
SURABAYA – Melipat, menggunting, dan menggulung. Dengan tiga langkah itu, kertas bisa diubah menjadi kerajinan menarik. Teknik tersebut sering kali disebut dengan istilah quilling art.
Kertas tentu menjadi bahan utama yang dibutuhkan untuk seni itu. Sebenarnya, jenis kertas apa pun bisa digunakan. Tetapi, lebih menarik kalau kertasnya berwarna.
Fenchilia adalah salah seorang yang sudah cukup mahir membuat seni kerajinan tersebut. Dia menunjukkan proses membuat
quilling art di The Rosebay, Graha Famili. Kertas yang sudah dipotong-potong itu digulung kecil-kecil.
’’Ini pakai kertas HVS,” jelas perempuan yang akrab disapa Lia tersebut.
Untuk mendapatkan gulungan yang bagus, potongan kertasnya bisa lebih panjang. Untuk bentuk gulungan, tidak ada aturannya. Bebas. Kita bisa menggulungnya sesuai dengan bentuk yang akan dibuat. Jadi, ide-ide kreatif pembuatnya memiliki peran penting di sini.
Lia memberikan contoh quilling art dalam beberapa jenis. Antara lain, boneka, lukisan, aksesori berupa cincin, gelang, kalung, serta miniatur untuk hiasan. ’’Buat apa saja bisa,” katanya. Untuk bentuk boneka, Lia menggunakan kolaborasi beberapa warna sekaligus dalam satu gulungan. Warna-warna itu disesuaikan dengan karakter bonekanya. Miniatur Minion, misalnya. Kertas yang digunakan berwarna kuning, hitam, dan biru. Warna beda lagi saat membuat karakter Angry Bird. Warna-warna yang digunakan, antara lain, merah, kuning, hijau, dan putih. Ketika menggulung kertas, kita bisa menggunakan jari, penggaris lingkaran, maupun alat bantu seperti pensil. Bergantung tingkat kerapatan yang dibutuhkan. Lem digunakan untuk merapatkan bagian ujung gulungan kertas. Gulungan-gulungan kertas tersebut disusun sedemikian rupa membentuk hiasan. Asalkan dibentuk dengan proses yang benar, lalu dilem dengan erat, Lia memastikan karya gulungan kertas bisa bertahan lama. Kalau ingin lebih awet, Lia menyarankan hasil kreasi gulungan diletakkan di dalam pigura. ’’ Tanpa pigura sebenarnya tidak masalah, asalkan tidak dirusak saja,” terang istri Agus Tjipto tersebut. Quilling art diperkirakan berasal dari abad ke-14 sampai ke-17. Saat itu biarawan dan biarawati menggunakan quilling untuk menghias sampul buku dan barang-barang religius. Kertas yang paling sering digunakan adalah potongan yang dipangkas dari tepi buku. Teknik itu semakin terkenal dan menyebar di Eropa pada abad ke-18. (bri/c7/jan)