Jawa Pos

Latih Pelajar Berpikir Kritis

-

BELAJAR bahasa Indonesia tidak sekadar menulis naskah dan tata bahasa. Melalui mata pelajaran (mapel) tersebut, siswa dilatih berpikir kritis. Terkait hal itu, Maria Yuneri Eflianti punya terobosan tersendiri.

Caranya, dia mengajak siswa untuk menanggapi isu-isu yang sedang berkembang di masyarakat. Dia melibatkan siswa untuk menanggapi isu-isu yang sedang hangat secara objektif. Salah satunya tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Organisasi Kemasyarak­atan (Ormas).

Perempuan yang sedang menjalani studi pascasarja­na di jurusan bahasa Indonesia Universita­s Negeri Surabaya (Unesa) itu mengajak siswa untuk membaca Perppu Ormas. Mereka diminta menuliskan inti dari Perppu Ormas versi lama. Demikian pula dengan Perppu Ormas versi baru. Keduanya lantas dibandingk­an. ’’ Bisa tahu apa perbedaan dua perppu tersebut,’’ katanya.

Bukan hanya Maria yang menyiapkan artikel tentang materi yang akan ditanggapi. Para peserta didik juga menyiapkan artikel. Maria lantas memberikan sejumlah pertanyaan kepada anak didiknya. Misalnya, pendapat pribadi salah seorang murid tentang Perppu Ormas. ’’ Jika kamu menjadi pengambil keputusan, apa yang kamu lakukan?’’ ujarnya menirukan pertanyaan­nya kepada para siswa.

Menurut Maria, hal itu berdampak positif sebagai upaya untuk mengasah berpikir kritis. Muridnya tertantang untuk ikut menyelesai­kan suatu permasalah­an. Pun demikian ketika Maria melemparka­n pertanyaan tentang pentingnya bahasa Indonesia.

Dia mengajak para pelajar untuk memikirkan pentingnya bahasa Indonesia. Memang, para siswanya bisa saja kelak tinggal di luar negeri. Namun, jika tidak digunakan dengan baik dan benar, sebuah bahasa terancam punah. ’’ Sebagai generasi muda, bagaimana jika bahasa punah? Bukan tidak mungkin bahasa Indonesia akan punah jika tidak digunakan dengan baik dan benar,’’ tuturnya.

Maria mengatakan, belajar bahasa Indonesia tidak sekadar menulis karangan. Yang tidak kalah penting adalah bahasa untuk proses berpikir. Termasuk mengasah kemampuan dalam menganalis­is naskah. ’’ Karena membaca dan menulis itu penting. Termasuk mencegah mereka untuk menjadi plagiator,’’ jelasnya. (puj/c15/nda)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia