Prajurit Pembebas Sandera Naik Pangkat
JAKARTA – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberikan penghargaan kepada para prajurit yang berjasa membebaskan sandera dari cengkeraman kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua
Dari 63 prajurit TNI itu, 5 perwira mendapat kesempatan pendidikan khusus mendahului rekan-rekan seangkatannya. Sedangkan 58 lainnya menerima kenaikan pangkat luar biasa. ”Karena kebanggaan, atas nama seluruh prajurit TNI, saat ini kami memberikan penghargaan,” ungkap Gatot kemarin.
Penghargaan tersebut diberikan sesuai dengan SK Panglima TNI No Kep/920/XI/2017. ”Saya berikan penghargaan karena prajurit TNI telah melakukan operasi sangat teliti. Dengan pengamatan yang intensif, tidak mengenal lelah. Setiap hari, setiap saat, sehingga warga masyarakat yang disandera bisa selamat semuanya tanpa luka sedikit pun,” ungkap dia. Sebelumnya Gatot menyampaikan bahwa TNI-Polri tidak berhenti sampai operasi penyelamatan masyarakat selesai. Mereka terus mengajar KBB yang melarikan diri.
Sampai kemarin, Kodam XVII/ Cenderawasih masih menempatkan dua satuan setingkat kompi (SSK) di Banti dan Kimbely. Selain itu, tidak kurang 300 prajurit TNI diperintahkan menjaga area sekitar PT Freeport Indonesia. Mereka juga dibantu 400 anggota Polri. Itu dilakukan sebagai langkah antisipasi pasca satgas gabungan TNI-Polri memukul mundur KKB. ”Selalu ada kemungkinan itu (serangan balasan, Red),” kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Muhammad Aidi kemarin.
Berdasar data dan informasi yang dikumpulkan, diperkirakan jumlah anggota KKB yang melarikan diri sebanyak 150 orang. Seluruhnya bersenjata. Namun, hanya 43 orang yang berbekal senjata api. ”Sisanya menggunakan senjata tradisional,” ungkap Aidi. Dia memastikan TNI memburu seluruh personel KKB tersebut. ”Komitmen kami bahwa tidak akan menoleransi tindakan kelompok atau orang yang melakukan perlawanan terhadap kedaulatan NKRI,” tegas dia.
Meski demikian, Aidi tidak memerinci bagaimana serta ke mana pengejaran anggota KKB dilakukan. Yang pasti, mereka sudah memetakan setiap daerah. Dia mengakui, anggota KKB yang belum teridentifikasi secara detail cukup menyulitkan. Sebab, hanya data tokoh-tokoh kelompok itu yang sudah dikantongi. ”Anak buahnya, pengikutnya yang sedemikian banyak, tidak kami identifikasi,” terang dia. Bukan tidak mungkin mereka sudah berbaur dengan masyarakat. Bahkan, sambung Aidi, bisa saja mereka menyamar menjadi aparat keamanan.
Untuk itu, TNI maupun Polri betul-betul waspada. ”Kami akan mencari mereka ke mana saja,” imbuhnya. Apabila merujuk pola gerilya yang biasa dilakukan KKB, kelompok tersebut biasa berpencar begitu kekuatan menipis. Anggota mereka kembali berbaur dengan masyarakat. ”Mereka tinggalkan senjata, sembunyikan senjata,” sambungnya. Begitu ada celah, mereka kembali beraksi. ”Saat merasa kuat, mereka akan melakukan gangguan-gangguan atau perlawanan kepada TNI-Polri,” tambah dia. (idr/lyn/syn/c10/oki)