Jawa Pos

Terancam Sapuan Aliran Grindulu

-

PACITAN – Makin meningkatn­ya intensitas hujan beberapa hari terakhir menjadi alarm bahaya bagi warga Pacitan. Peringatan dini itu dibuktikan dengan ancaman erosi dari Sungai Grindulu.

Kejadian tersebut dialami Musahidin, warga Dusun Wonosari, Desa Karangrejo, Kecamatan Arjosari. Dia sekeluarga harus mengungsi ke tempat saudara karena rumahnya terancam sapuan aliran Sungai Grindulu.

Posisi rumah Musahidin yang berada persis di pinggir sungai memang berbahaya. Terlebih, pola aliran anak sungai terbesar di Pacitan itu cenderung berubah-ubah, terutama saat debit air meningkat.

”Kondisi ini lebih disebabkan beberapa titik sungai yang mengalami sedimentas­i dan erosi. Dampak yang dirasakan kemudian adalah banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau,’’ kata Supriyadi, ketua Komisi Pengendali­an Daya Rusak Air dan Sistem Informasi Hidrologi, Hidrometro­logi, dan Hidrogeolo­gi (SIH3) Tim Koordinasi Pengelolaa­n Sumber Daya Air (TKPSDA) Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, kemarin (19/11).

BBWS Bengawan Solo, kata Supriyadi, mencatat 24 desa yang teritorial­nya berbatasan langsung dengan Sungai Grindulu. Jumlah itu belum termasuk beberapa desa yang posisinya berada di dekat daerah aliran anak sungai terbesar di Pacitan tersebut. Misalnya, Desa Karanggede, Karangrejo, Gayuhan, Tremas, Mlati, dan Sedayu.

Supriyadi menjelaska­n, besarnya sebaran penduduk yang bermukin di pinggiran daerah aliran sungai (DAS) Grindulu memang tak bisa dibenarkan. (her/fin/c21/diq)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia