Pintar MelihatPeluang
Tak perlu menunggu nanti untuk memulai sebuah bisnis. Kalau memang bisa diwujudkan sekarang, lakukanlah. Misalnya, Dony Rizky Kusuma Wijaya, siswa SMAN 6 Surabaya, yang berbisnis suvenir.
PERNIK-PERNIK cantik itu lahir dari kreativitas Dony. Ada gelas dengan bubuhan gambar dan tulisan serta boneka-boneka lucu dari lipatan handuk kecil. Siswa kelas XII itu berbisnis suvenir. Mulai suvenir pernikahan, ulang tahun, hingga reuni. Semuanya dikemas dalam kotak bening yang dihias cantik.
Sudah setahun dia mengembangkan bisnis tersebut. Jenis suvenir yang paling laris dipesan adalah gelas yang dihias. Gelasgelas itu diproduksi di rumah. Yang tadinya bening dibuat jadi doff, lalu ditambahkan tulisan.
Untuk melakukan proses tersebut, Dony menggunakan bahan kimia. Siswa jurusan IPA itu cukup mencelupkan gelas ke dalam air keras dan bubuk doff. Setelah jadi, tinggal ditambahkan gambar atau tulisan sesuai pesanan. Lalu, dia menyablonnya agar gambar dan tulisan bisa menempel.
Sebelumnya, dia harus membuat desain terlebih dahulu. ”Itu tahapan yang paling sulit sih. Karena harus menyesuaikan dengan permintaan pelanggan,” terangnya. Proses menghias gelasnya sebenarnya tidak membutuhkan waktu lama. Dia bisa menyelesaikan 1.000 gelas dalam waktu dua minggu.
Yang cukup menyita waktu adalah membuat kemasannya. Ya, Dony membuat sendiri aneka kotak dari bahan mika. Tujuannya, suvenirsuvenirnya semakin menawan.
Mika untuk kotak kemasan diambil langsung dari distributor. Karena itu, dia punya banyak pasokan. Tak heran, penyuka binatang tersebut lantas juga menjualnya ke beberapa kota. ”Juga jual lembaran mika hingga ke Aceh,” ujarnya.
Meski baru setahun berbisnis, pelanggan Dony tersebar di banyak kota. Padahal, Dony mengaku hanya melakukan promosi lewat Facebook. Dari bisnisnya itu, dia bisa menghasilkan omzet Rp 7 juta setiap bulan. ”Sama ada galeri kecil-kecilan di rumah,” katanya.
Setiap menuntaskan pesanan, Dony selalu menyisihkan satu produk untuk contoh. Produk itu lantas dia simpan dan pamerkan di rumah. Lumayan, orang yang datang bisa langsung melihat karyanya.
Keuletan Dony dalam berbisnis berawal dari sang ibu, Ratna Wardani. Ratna yang punya hobi menjahit membuka usaha suvenir boneka handuk. Ya, handuk kecil berukuran 20 x 20 cm atau 30 x 30 cm dibuat menjadi boneka. Meski hanya dilipat-lipat, bisa tercipta bentuk hewan dan es krim. Produk itu lantas mengundang banyak peminat.
Melihat ibunya kebanjiran order, Dony lantas turun tangan. Bisnis ternak burung hantu dia sudahi. Dony beternak hewan sejak usia 7 tahun. Hasil ternak itu, lanjut dia, dijual kepada teman-temannya.
Dari niat membantu ibu, Dony malah kepincut. Bisnis suvenir ternyata memiliki peluang yang lebih besar. Dari sana, dia banting setir untuk memproduksi suvenir. ”Permintaannya banyak sekali,” imbuhnya.
Bahkan, saat ini Dony memiliki dua pekerja. Saat dia kebanjiran pesanan, dua tetangganya itulah yang membantunya. Dia semakin bersemangat. ’’Kadang ada juga pembeli yang rewel. Itu buat pelajaran saya sih,” ujarnya, lalu tersenyum. (kik/c6/jan)