Satu Terungkap, Tujuh Masih Gelap
Polisi Terus Memburu Pelaku di Sedati Gede
SIDOARJO – Kasus pembuangan bayi tentu sungguh keji dan memprihatinkan. Berdasar catatan Jawa Pos, sejak awal tahun hingga pertengahan November ini, sudah ada delapan kasus pembuangan bayi. Dari jumlah itu, hanya satu yang berhasil diungkap polisi. Tujuh kasus lain masih misteri.
Kasus pembuangan bayi kali terakhir terjadi di Desa Sedati Gede, Sedati. Hingga kemarin (19/11), polisi belum mendapat petunjuk terang. Namun, petugas tertuntut untuk terus mengumpulkan keterangan dari lapangan. Sejauh ini, berdasar data yang dimiliki polisi, bayi laki-laki yang ditemukan itu diduga lahir tanpa bantuan medis.
Kapolsek Sedati AKP Herdiyantoro menyatakan, langkah yang dilakukan saat ini adalah menggali keterangan sebanyak-banyaknya dari warga dan perangkat desa. Terutama mereka yang tinggal tidak jauh dari tempat bayi ditemukan. ’’Mungkin ada yang tahu keberadaan perempuan hamil di lingkungan sekitarnya. Namun, yang bersangkutan tiba-tiba menghilang. Itu bisa menjadi petunjuk,’’ ungkapnya.
Herdiyantoro menerangkan, pihaknya sudah mengerahkan mayoritas personel untuk melacak identitas pelaku yang tega membuang bayi itu. Selain unit reserse kriminal (reskrim), petugas yang tergabung dalam bhayangkara pembina keamanan dan ketertiban masyarakat (bhabinkamtibmas) turut dilibatkan. Sebab, mereka adalah ujung tombak komunikasi polisi dengan warga.
’’Upaya penyelidikan kita maksimalkan. Bhabinkamtibmas ada di setiap desa. Jadi, peluang menemukan petunjuk lebih besar,’’ paparnya.
Bagaimana dengan pemeriksaan ke tempat-tempat bersalin? Herdiyantoro menegaskan, upaya itu juga dilakukan. Klinik bersalin, puskesmas, dan rumah sakit di wilayah Sedati dan sekitarnya tidak luput dari pantauan. Hanya, kemungkinan bayi lahir dengan bantuan medis cukup kecil. Dasarnya, tali pusar masih menempel ketika bayi ditemukan.
’’Jadi, fokus kami saat ini justru mencari petunjuk dengan mendata penghuni kos-kosan,’’ ucap perwira polisi dengan tiga balok di pundak tersebut.
Ungkapan itu bukan tanpa alasan. Di sekitar tempat pembuangan bayi, memang banyak tempat kos. Bukan tidak mungkin ibu bayi adalah salah seorang penghuni kos tersebut. Ada kemungkinan bayi itu merupakan hasil dari hubungan gelap sehingga pelaku tega membuangnya. ’’Kejadiannya bisa dibilang cepat. Orang yang pertama melihat bayi ada di tempat itu setengah jam sebelum penemuan,’’ jelasnya.
Dokter Forensik RSUD Sidoarjo Evi Diana Fitri SpF menambahkan, bayi mungil yang dibuang tersebut lahir secara prematur. Usia kandungan ibu bayi diperkirakan belum genap delapan bulan. Sebab, berat dan panjangnya masih di bawah rata-rata bayi normal. ’’Bayinya kecil,’’ tuturnya.
Sebagaimana diberitakan, kasus pembuangan bayi kembali terjadi di Kota Delta. Pada Sabtu (18/11), Fitrotul Isnaini tercengang ketika hendak mengangkat jemuran di pekarangan tempatnya tinggal. Warga Desa Sedati Gede itu justru mendapati sebuah kotak styrofoam tertutup kresek putih. Di dalamnya, terdapat mayat bayi. Kabar itu pun cepat menyebar. Petugas kemudian mengevakuasi jasad bayi tersebut ke RSUD Sidoarjo. (edi/c7/hud)