Paling Mudah Berbisnis di Jatim
Harus Bisa Bersaing di Asia Tenggara
JAKARTA – Jawa Timur bisa menjadi pilihan utama pelaku bisnis untuk menjalankan usahanya. Setidaknya, hal itu tecermin dari riset yang dilakukan Asia Competitiveness Institute di 34 provinsi di Indonesia.
Berdasar riset tersebut, Jawa Timur berhasil menduduki peringkat pertama untuk urusan kemudahan berusaha. Peringkat itu mengalami kenaikan jika dibandingkan pada 2015 yang berada di peringkat ketiga.
Research Fellow & Deputy Director (Research) Asia Competitiveness Institute (ACI) Lee Kuan Yew of Public Policy (LKYSPP) National University of Singapore (NUS) Mulya Amri menyatakan, ada tiga indikator utama dalam menentukan tingkat kompetitif suatu provinsi dalam kemudahan berusaha.
”Pertama adalah daya tarik dalam menggaet investor. Lalu, keramahan terhadap dunia usaha dan terakhir adalah kebijakan atau regulasi,” jelasnya dalam 2017 Update of Ease of Doing Business Index kemarin (21/11).
Total nilai Jatim dalam penelitian tersebut mencapai 1.795 poin. Angka itu mengungguli Jawa Barat di posisi kedua dengan 1.720 poin dan Jawa Tengah di posisi ketiga dengan 1.449 poin.
DKI Jakarta harus puas berada di peringkat keempat dengan capaian nilai 1.325 atau turun dari peringkat kedua pada 2015. ”Dalam survei ini, kami bekerja sama dengan Apindo di seluruh provinsi di Indonesia dan 925 perusahaan untuk menjadi responden,” jelasnya.
ACI tidak hanya menilik dari aspek regulasi, tapi juga melihat penerapan di lapangan dalam kemudahan berusaha tiap provinsi. Untuk aspek daya tarik menggaet investor, Jawa Timur menempati posisi kedua di bawah Jawa Barat.
Aspek tersebut melihat beberapa hal. Di antaranya, infrastruktur, profitabilitas, serta potensi pasar domestik dan internasional dari daerah tersebut. Jawa Timur memiliki akses yang bagus untuk pasar ekspor. Juga menjadi pintu masuk utama bagi pasar ke Indonesia Timur.
Sayang, untuk aspek keramahan berusaha, Jatim menduduki posisi kesembilan. Posisi itu turun bila dibandingkan pada 2015 yang berada di peringkat keenam. Aspek yang ditinjau meliputi kemudahan merekrut pekerja, kemudahan pembiayaan, keamanan berusaha, dan kemudahan pengurusan perizinan.
Selama ini beberapa hal yang kerap dikeluhkan pengusaha adalah tingginya UMK (upah minimum kota/kabupaten) di ring 1. Hal tersebut dinilai mem- beratkan bagi pengusaha.
Sementara itu, dalam aspek kompetitif kebijakan, Jawa Timur menduduki peringkat pertama. Jawa Timur mampu mempertahankan posisi berdasar riset pada 2015. Dalam aspek tersebut, peran pemerintah cukup penting untuk bisa memberikan regulasi yang memudahkan dunia usaha dalam berinvestasi.
Co-Director ACI-LKYSPP-NUS Tan Kong Yam mengatakan, saat ini provinsi-provinsi di Indonesia tidak hanya bersaing dengan provinsi lain, tetapi juga harus bersaing dengan kota-kota lain di ASEAN seperti Bangkok atau kota di Vietnam. ”Dulu mereka di bawah Indonesia. Tetapi, saat ini mereka bisa bersaing dan menggungguli Indonesia,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya berpendapat bahwa Indonesia berpeluang besar dalam mengendalikan perekonomian Asia. Karena itu, pemerintah Indonesia diharapkan bisa meningkatkan daya saing setiap daerah. ( vir/c25/fal)