Jawa Pos

Beban di Pundak El Cholo

-

MADRID – Sejak menangani Atletico Madrid per 23 Desember 2012, Diego Simeone punya reputasi bagus di ajang Eropa. Bahkan, Atleti dibawa meraih juara Liga Eu ropa pada musim per tamanya. Capaian bagus itu menular di Liga Champions. Dua kali Los Colchonero­s menembus final (2014 dan 2016).

Setidaknya, dalam empat musim terakhir, Atleti selalu lolos ke fase knockout Liga Cham pi ons. Tradisi yang terancam putus musim ini. Bagaimana tidak, Gabi dkk masih tertahan di peringkat ketiga grup C hingga matchday keempat. Dengan 3 poin (semuanya hasil seri), Atleti terpaut lima poin dengan pemuncak klasemen AS Roma (8 poin) dan berselisih empat poin dengan peringkat kedua Chelsea (7 poin).

Alhasil, melawan AS Roma di Wanda Metropolit­ano dini hari nanti WIB sangat krusial bagi pasukan Simeone. Gagal meraih kemenangan tidak hanya bisa membuat Atleti kandas di fase grup. Tetapi juga menjadi ancaman ”boyongan” ke Liga Europa untuk tim yang finis pe ring kat ketiga. ” Kami harus mendapatka­n tempat yang pantas di Liga Champions,” ucap Simeone sebagaiman­a dikutip Marca.

Faktor utama jebloknya capaian Atleti adalah belum sekali pun memenangi laga di Wanda Metropolit­ano. Bahkan, hasil seri saat menjamu Qarabag dalam

matchday keempat pada Rabu (1/11) memperpanj­ang tren seri Atleti di semua ajang musim ini. Yakni, sepuluh kali. Terbanyak di antara klub-klub top dalam lima liga elite Eropa.

Dari sepuluh kali hasil seri tersebut, empat di antaranya terjadi secara beruntun di Wanda Metropolit­ano. Terburuk sepanjang era Simeone. Kali terakhir Atleti tertahan empat kali beruntun di kandang sendiri adalah pada musim 2010– 2011 atau saat masih berkandang di Vicente Calderon.

Hasil seri terbaru diperoleh Atleti dalam Derbi Madrileno atau bermain 0-0 kontra Real Madrid pada Minggu (19/11). ”(Derbi Madrileno, Red) kemarin sudah cukup. Kami tak akan melanjutka­n kegagalan (meraih kemenangan di kandang),” tandas El Cholo, julukan Simeone.

Apa yang dialami Atleti musim ini seolah membangkit­kan memori buruk Liga Champions 2009–2010. Yakni, ketika Atleti kali terakhir gagal lolos ke fase

knockout. Saat ditangani Quique Sanchez Flores, Atleti tidak sekali pun memenangi pertanding­an fase grup. Bahkan, di kandang sendiri, Los Colchonero­s tertahan dua kali dan sekali kalah.

Optimisme disuarakan Felipe Luis, bek kiri Atleti. Menurut dia, Atleti belum saatnya mengibarka­n bendera putih dalam persaingan di Liga Champions musim ini. ”Tak ada kamus terelimina­si dalam benak kami. Bagi kami, yang penting sekarang kami mampu berkembang dan meyakini bisa mengalahka­n Roma,” tuturnya. Dalam pertemuan pertama di Stadio Olimpico (13/9), Atleti mampu menahan Gialloross­i tanpa gol. (ren/ c16/ dns)

 ??  ?? 13 2020 2002020200­20202020 2424 2 2424424244­242424 4 2 3 1414 1 4 6 5 8 7 9 92 9 8 5 16 6 25 255 44 444 4 5 11
13 2020 2002020200­20202020 2424 2 2424424244­242424 4 2 3 1414 1 4 6 5 8 7 9 92 9 8 5 16 6 25 255 44 444 4 5 11
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia