Jawa Pos

Jadi Musim yang Paling Mengerikan

Premier League bukan hanya liga paling glamor di dunia. Premier League juga menjelma sebagai liga paling kejam buat para pelatih.

-

SEBELUM Tony Pulis datang dua musim lalu, West Brom sempat duduk di posisi ke-17. Kini ketika West Brom terlempar ke posisi 17 klasemen sementara Premier League, Pulis harus angkat koper dari The Hawthorns pada Senin (20/11). Pulis menjadi pelatih kedua yang terusir dari jabatannya sepanjang bulan ini.

Dua pekan sebelumnya, Slaven Bilic juga mengalami nasib serupa. Dia dipecat saat The Hammers melorot ke posisi ke-17. Posisi yang belum masuk zona merah dan belum masuk tanda bahaya saat Premier League. Maklum, kompetisi baru berjalan 12 pekan. Namun, Telegraph menyebut ini bagian dari kepanikan para pemilik klub Premier League. ”Bukan tentang saya, ini tentang chairman atau pemilik klub, bisa juga orang-orang yang ada di atas. Mungkin ini yang terbaik bagi klub,” ungkap Pulis sebagaiman­a dikutip ESPN.

Jika ditotal, Pulis adalah tactician kelima di Premier League yang kehilangan jabatan. Selain Pulis dan Bilic, PHK menimpa Frank de Boer, Craig Shakespear­e, dan Ronald Koeman. Lima pelatih yang lengser saat kompetisi baru berjalan 12 pekan menjadi catatan terburuk Premier League dalam satu dekade terakhir.

Sebab, rata-rata per musim dalam sepuluh tahun terakhir, tak lebih dari empat pelatih yang dipecat. Sepanjang era Premier League, situasi seperti ini penah terjadi dua kali. Pada Premier League musim 2004–2005 dan 2007–2008, ada lima pelatih yang harus dipecat dari jabatannya dalam tiga bulan pertama. Pada musim 2004–2005, ada Bobby Robson dan Jacques Santini, dua sosok pelatih top, yang dipecat. Sementara itu, pada 2007–2008, Jose Mourinho untuk kali pertama dipecat Roman Abramovich pada 19 September 2007.

Sebagai pelatih yang sering dirumorkan jadi korban selanjutny­a pada rezim Abramovich, Antonio Conte cuma tersenyum saat ditanya perasaanny­a jika harus terdepak. ”Untuk apa saya memikirkan­nya? Saya hanya berpikir bagaimana memenangi laga per laga,” ucapnya sebagaiman­a dikutip Sky Sports.

Hal yang sama diungkapka­n pelatih Manchester City Pep Guardiola. Sebagaiman­a dikutip Goal, Guardiola menyebutka­n bahwa Pulis seharusnya diberi waktu. ”Sebab, dia berpengala­man,” katanya. Guardiola menganggap kondisi di Premier League kali ini berbeda dengan musim-musim lalu. Bahkan saat dia belum menjadi pelatih seperti sekarang. ”Semasa muda, saat itu, banyak yang berkata bahwa klub-klub Inggris lebih menghargai kontrak dan tak ada cerita pelatih yang dipecat. Sekarang? Itu sangat-sangat sulit. Saya rasa di mana pun sama saja. Kami harus menerima kondisi ini. Kami paham itu,” imbuh pelatih yang belum pernah dipecat di klub mana pun saat menjadi pelatih tersebut.

Klub-klub Inggris sekarang, lanjut dia, lebih melihat hasil akhir ketimbang proses keseharian si pelatih. ”Bisa saja setelah menjuarai Premier League, satu bulan setelahnya, dia dipecat,” tuturnya. (ren/c16/bas)

 ??  ?? KITA SENASIB: Slaven Bilic (kiri) menyalami Tony Pulis setelah laga di The London Stadium (11/2). Keduanya sudah terdepak pada musim ini.
KITA SENASIB: Slaven Bilic (kiri) menyalami Tony Pulis setelah laga di The London Stadium (11/2). Keduanya sudah terdepak pada musim ini.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia