Wasit Jadi Sasaran Kemarahan
BANDUNG – Hanya satu poin yang dibutuhkan PSIS Semarang untuk mendampingi Persebaya Surabaya ke babak semifinal. Target minimalis itu akhirnya tercapai. Pada laga terakhir grup Y, PSIS berhasil menahan imbang PSPS dengan skor 1-1. Tambahan satu angka itu membuat kedua tim sama-sama mengoleksi empat poin. Namun, PSIS berhak lolos karena unggul selisih gol.
Kegagalan yang sangat disesalkan kubu PSPS. Padahal, mereka sempat memimpin pada menit ke-42 melalui bek sayap Wahyu Kristanto. Wahyu berhasil memanfaatkan kemelut di depak kotak penalti PSIS. Namun, sundulan Haudi Abdilah pada menit ke-71 membuyarkan kemenangan PSPS. Gol Haudi itu yang memastikan PSIS lolos ke semifinal.
Selain ketat, laga di Stadion Gelora Bandung Lautan Api tadi malam berlangsung panas. Wasit Saepudin terpaksa mengeluarkan tujuh kartu kuning dan dua kartu merah dari kantongnya. Dua kartu merah diberikan kepada PSPS, Viktor Pae dan Tegar Hening Pangestu pada menit ke-77 dan 91. Sebelumnya, dua pemain tersebut sudah menerima kartu kuning.
Wasit pula yang menjadi sasaran kemarahan kubu PSPS. Itu terlihat pada akhir pertandingan. Sejumlah pemain dan ofisial PSPS sempat mengejar Saepudin. Dia sempat terkena pukulan dari Asisten Manajer PSPS Alsitra sebelum akhirnya diamankan oleh panpel pertandingan.
Mengapa marah? Alsitra merasa Saepudin membiarkan pelanggaran yang dilakukan bek Safrudin Tahar terhadap Riki Dwi Saputra. Pelanggaran pada menit ke-90+2 itu terjadi di kotak terlarang dan seharusnya berbuah penalti. ’’Jelas sekali tadi. Kenapa (wasit) tidak memberikan penalti kepada kami? Dia (wasit Saepudin, Red) malah lari meninggalkan pertandingan tanpa meniup peluit panjang,’’ kecam Alsitra.
Alsitra menegaskan, pihaknya akan mengirimkan surat protes kepada PSSI. ’’Kalau sampai PSSI tidak menggubris, kami akan pindah ke Singapura atau Malaysia saja,’’ ancamnya. (rid/c4/bas)