Jawa Pos

Pertaruhan Reputasi Presiden Mesir

-

KAIRO – Mesir langsung merespons serangan ke masjid di Sinai yang menewaskan 305 orang. Kemarin dini hari WIB (25/11) atau beberapa jam setelah kejadian, militer negeri yang beribu kota di Kairo itu menggempur tempat dan kendaraan yang diduga dipakai pelaku

”Pasukan udara Mesir memburu elemen-elemen terorisme, menemukan dan menghancur­kan sejumlah kendaraan yang melakukan serangan dan membunuh semua teroris di dalamnya,” ujar Tamer Rifai, juru bicara militer.

Namun, tidak disebutkan di mana serangan itu dilakukan. Dan, berapa militan yang tewas serta dari kelompok mana saja. Ada beberapa kelompok militan di Sinai.

Salah satunya Ansar Bayt Al Maqdis yang dulu berafilias­i dengan Al Qaeda. Kelompok itu memisahkan diri dan menyatakan dukunganny­a untuk ISIS.

Sementara itu, fakta-fakta terkait kekejian yang terjadi setelah salat Jumat di Masjid Al Rawda, Bir Al Abed, tersebut terus terungkap. Pelaku menembaki jamaah yang baru selesai salat dari pintu maupun jendela masjid.

Beberapa kendaraan sengaja dibakar di sekeliling lokasi untuk menghalang­i orang-orang yang akan melarikan diri. Ambulans yang berusaha membantu para korban juga ikut dihanguska­n.

”Jumlah pelaku 25–30 orang, membawa bendera Daesh dan ambil posisi (menyerang, Red) di depan pintu serta 12 jendela dengan senjata api otomatis,” ujar jaksa yang menyelidik­i kasus tersebut kemarin (25/11).

Jumlah pelaku itu diketahui berdasar keterangan saksi mata di lokasi kejadian. Banyaknya pelaku serangan membuat jamaah kaget dan tak bisa melarikan diri.

Daesh adalah sebutan untuk militan Islamic State (IS) alias ISIS. Serangan yang brutal dan begitu terencana tersebut sukses merenggut ratusan korban jiwa. Dari 305 korban tewas, 27 di antaranya adalah anak-anak. Sedangkan korban luka mencapai 128 orang.

Para pelaku memakai penutup wajah dan baju bergaya militer. Mereka datang dengan menggunaka­n mobil jip dan langsung mengelilin­gi masjid. Begitu salat Jumat selesai, mereka melemparka­n bom dan langsung menembaki orang-orang di dalam masjid. Serangan mendadak itu membuat orang-orang di masjid panik dan berebut untuk melarikan diri.

”Ketika penembakan terjadi, semua orang lari dan semua orang saling tabrak,” ujar Magdy Rezk, salah seorang korban luka.

Sampai kemarin, belum ada kelompok yang mengklaim salah satu serangan paling mematikan di Sinai tersebut. Namun, bendera ISIS itu bisa menjadi petunjuk. Sebab, pemerintah Mesir sebelumnya memang getol memerangi kelompok-kelompok yang berafilias­i dengan militan sadis tersebut. Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi langsung memerintah­kan agar penjagaan di tempat-tempat ibadah dan bangunan-bangunan penting diperketat.

Serangan di masjid tersebut ditengarai merupakan pergantian taktik yang dipakai militan di Sinai. Sebelumnya mereka menyerang gereja. Dulu serangan utama para militan tersebut adalah tentara dan polisi.

Beberapa jamaah yang diduga merupakan kelompok Sufi juga mungkin menjadi pemicu. Sebab, Sufi dan Syiah selama ini merupakan musuh utama ISIS. Militan-militan di Sinai juga kerap menyerang penduduk lokal yang membantu militer dan polisi.

Sisi menegaskan, dirinya akan membalas para pelaku. Serangan tersebut merupakan pertaruhan bagi karirnya. Para pendukungn­ya memberikan suara untuk Sisi dengan alasan keamanan.

Jika dia tidak bisa mempertaha­nkan stabilitas dan keamanan, bisa dipastikan jabatannya tak akan lama. Sisi berencana bertarung kembali dalam pemilu tahun depan, dia harus memenangi hati rakyat.

Dia juga sedang berkampany­e untuk menarik banyak investor ke Mesir. Kejadian di Masjid Al Rawda itu bisa membuat investor melarikan diri jika tak segera diselesaik­an. (Reuters/BBC/ CNN/sha/c10/ttg)

 ??  ?? DAMPAK LEDAKAN: Kondisi kendaraan di dekat Masjid Al Rawda, Bir Al Abed, kemarin.
DAMPAK LEDAKAN: Kondisi kendaraan di dekat Masjid Al Rawda, Bir Al Abed, kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia